CILEGON – Pabrik kimia PT Chandra Asri Petrochemical (CAP), sejak Selasa (5/5/2020) hingga Kamis (7/5/2020) malam tadi, masih terus kembali melakukan gas flaring sebagai dampak dari upaya start-up pabrik etilena.
Mengantisipasi adanya keluhan dan dampak negatif dari gas flaring tersebut, manajemen PT CAP menghadap ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon sekaligus melayangkan pemberitahuan.
“Ya, kehadiran kami di DLH ini adalah untuk memaparkan terkait flaring yang terjadi pada beberapa waktu lalu kepada pihak DLH,” ujar Wawan Mulyana, Humas PT CAP ditemui wartawan, Rabu (6/5/2020).
Usai melakukan pertemuan tertutup dengan Kepala DLH Cilegon, Wawan menjelaskan, bahwa Dinas LH memahami proses yang terjadi pada pabrik CAP setelah dilakukan paparan dari tim ahli yang turut hadir.
Adapun terkait debu yang dikeluhkan oleh warga beberapa waktu lalu saat flaring, hal itu adalah akibat pembakaran gas dan kedepannya akan diantisipasi lebih baik.
“Dari paparan yang dijelaskan oleh tim ahli kami yang terdiri dari tim Safety, pihak DLH memahami, dan secara penuh permasalahan ini sudah selesai,” ungkap Wawan.
Wawan melanjutkan, bahwa pihak DLH dalam kesempatan itu juga menekankan kepada pihak perusahaan agar terus menjalin komunikasi dengan semua stakeholder, agar kedepannya permasalahan ini tidak terjadi lagi.
“Saya yakin kedepannya tidak akan terjadi permasalahan ini. Apalagi dalam waktu dekat proyek konstruksi pemasangan Enclosed Ground Flare (EGF) terbaru, dan diprediksi akan beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. EGF adalah teknologi suar yang aman dan tanpa asap. Suar tanpa asap ini akan berfungsi untuk meminimalisir proses pembakaran gas dan mengurangi timbulnya pembakaran dengan api,” pungkasnya.
Sementara pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon sendiri usai pertemuan tertutup tersebut tidak bisa dimintai keterangan oleh wartawan.
Kepala DLH Cilegon Tb Didi Sukriyadi dan sejumlah stafnya langsung meninggalkan kantor saat wartawan akan melakukan wawancara. (*/AdamRT)