Masyarakat Perlu Dijelaskan Kajian Dampak Penyedotan Pasir Laut Proyek Lotte

CILEGON – Mega proyek pembangunan pabrik kimia PT Lotte Chemical Indonesia yang menghilangkan hutan bakau di kawasan Tanjung Peni dan Lelean di wilayah Kecamatan Grogol yang merupakan satu-satunya kawasan hutan bakau yang tersisa di Kota Cilegon terus-menerus menuai kritik dari berbagai elemen masyarakat.

Demi alasan pembangunan, hutan bakau yang banyak berfungsi menjaga terjadinya abrasi laut, kelestarian ekosistem biota laut, ekonomi kerakyatan, meminimalisir dampak tsunami dan sebagainya. Sepertinya diabaikan begitu saja.

Belum lagi dampak lingkungan dari rencana penyedotan pasir laut untuk bahan reklamasi. Hal ini juga masih menjadi tanda tanya besar, soal dampak terhadap nelayan sekitar, dan juga ekosistem yang ada di perairan pesisir Selat Sunda tersebut.

Pengamat Kelautan yang juga Sekretaris Jendral (Sekjen) Coprs Alumni Akademi Maritim Cirebon, Khoirul Umam, turut angkat bicara terkait persoalan tersebut. Menurutnya, Pemkot Cilegon harus melakukan kajian terlebih dahulu sebelum mengeksplorasi penyedotan pasir laut di wilayah Cilegon, penting hasil kajian ini untuk disampaikan kepada masyarakat terkait dampak baik dan buruknya.

“Dinas-dinas terkait agar transparan membuka data kepada publik bahwa di perairan tersebut, pasir lautnya aman untuk eksploitasi untuk kepentingan proyek Lotte,” ucap Umam kepada wartawan, Selasa (23/7/2019).

Umam juga meminta agar masyarakat untuk tidak langsung berasumsi dahulu tanpa kajian-kajian dan realita yang sebenarnya tentang eksploitasi laut di wilayah Cilegon, sehingga masyarakat benar-benar mengetahui dampaknya yang akan ditimbulkan dari proyek tersebut.

“Masyarakat juga jangan terburu apriori tanpa mengetahui realitas kajiannya. Namun pemerintah juga agar transparan pada publik bahwa eksploitasi pasir disana (Perairan Selat Sunda-red) aman untuk ekosistem laut dan masyarakat sekitar,” jelas Umam yang dikenal sebagai aktivis KNPI ini.

Untuk itu, Umam pun mengimbau kepada pihak-pihak terkait dari proyek tersebut untuk bisa memberikan kompensasi sepadan terhadap para nelayan setempat yang terkena dampak negatif dari pembangunan PT Lotte Chemical Indonesia tersebut.

“Nelayan harus dapat kompensasi sepadan, karena yang mendapatkan efek negatif secara langsung ya pasti nelayan. Terumbu karang pasti musnah, ikan pasti hilang di sekitar sana karena tidak ada tempat ikan untuk bermain disitu,” terangnya.

Namun, Umam pun berharap kepada semua pihak untuk tidak menutup mata dan mendukung terhadap investasi dan pembangunan di Provinsi Banten yang memang dirasa perlu selama itu untuk kepentingan bersama.

“Kita juga tidak menutup mata, bahwa investasi juga harus didukung, intinya harus ada keseimbangan di semua lini,” tutupnya. (*/Angga)

Honda