CILEGON – Ketidakhadiran beberapa kalangan industri yang berada di kawasan Ciwandan dalam Hearing perihal Penanganan Banjir Ciwandan di DPRD Cilegon, membuat warga Kelurahan Kepuh kecewa, karena menilai mereka tidak peduli terhadap masyarakat terdampak banjir.
Lebih khusus kekecewaan mereka ditujukan kepada pihak PT Pelindo II Banten yang dianggapnya menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir di wilayah Kelurahan Kepuh, dimana ada tiga titik yang menjadi langganan banjir yakni Link Warung Kara, Link Ciwandan dan Link Rombongan.
“Yang pasti kami sangat kecewa dengan Pelindo yang tidak menghadiri hearing ini. Kami menilai seberapa besar dampak akibat kegiatan yang dilakukan oleh Pelindo khususnya penyempitan jalur kali dari KBS ke Pelindo itu, dulu ratusan meter sekarang berkurang,” ucap Saiful Asas, perwakilan masyafakat Kepuh kepada faktabanten.co.id.
Lebih lanjut, Asas menyebut hal ini merupakan bentuk tidak tanggung jawab dari pihak pelabuhan Pelindo tersebut terhadap warganya yang terkena banjir.
“Pelindo adalah salah satu contoh konkrit, perusahaan yang tidak peduli kepada masyarakat yang kena musibah (banjir), harusnya kan mereka yang paling bertanggung jawab atas musibah ini. Meski ada pabrik lain yang tidak hadir juga, tapi hasil survey kami jelas Pelindo menyumbat dua titik jalur air, dari arah KBS sama dari Link Rombongan dan Gunung Kenceng itu tersumbat di Pelindo, dan mereka tidak mengantisipasi hal tersebut,” terangnya.
Meski demikian, pihaknya masih berharap adanya kepedulian perusahaan BUMN tersebut kedepan untuk melakukan pelebaran dua jalur air kali yang melintas disana.
“Kami sangat menyayangkan dan kecewa. Tapi kami masih berharap besar agar Pelindo masih punya i’tikad baik kerjasama dengan KBS untuk bisa memperlebar jalur pembuangan air dari jembatan rel kereta (Gegurung Dawa) sampai dengan Pelindo,” tegasnya.
Selain Pelindo, diketahui dari kalangan industri di wilayah Kelurahan Kepuh yang tidak hadir yakni PT Indoferro dan Semen Merah Putih.
Sementara itu, Camat Ciwandan AH Junaedi, ketika dimintai tanggapannya oleh faktabanten.co.id, juga mengaku kecewa dan menyayangkan ketidakhadiran pihak industri yang secara resmi diundang oleh pimpinan dewan.
“Jelas kita menyayangkan ketidakhadian 10 pabrik yang tidak hadir ketika diundang oleh pimpinan dewan. Khususnya Pelindo ini, padahal tadi dibahas ada dua kali yang menjadi penyebab banjir disana, ujarnya.
Junaedi berharap agar ketidak pedulian kalangan industri dengan tidak mengahdiri hearing ini untuk diberikan sanksi oleh DPRD.
“Harapan kami DPRD memberi sanksi tegas kepada industri yang belum peduli seperti yang tidak hadir pada hari ini,” tegasnya. (*/Ilung)