Derita Rohingya, Kisah Bayi Berumur 20 Hari Ikut Mengungsi

JAKARTA – Gelombang pengungsi Rohingya menuju kamp Kanzarpara, 3 kilometer dari Sungai Naf, Bangladesh, belum berhenti hingga Jumat, 8 September 2017. Mereka berjalan kaki sambil memanggul karung putih berisi makanan dan pakaian. Di kamp tersebut mereka berharap mendapat suaka setelah terusir dari kampung halamannya di Rakhine, Myanmar.

Anggota Tim Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia untuk Rohingya, Rahadiansyah, menggambarkan arus pengungsi berdatangan di Kanzarpara hampir sepanjang hari. Rasa lelah nampak di mata mereka yang sayu. “Sambil merebahkan diri di pelataran bangunan, para pengungsi memejamkan mata,” kata Rahadiansyah melalui surat elektronik yang dikirim ke Tempo, Jumat, 8 September 2017.

Rahadiansyah menjelaskan, di antara mereka ada bayi yang baru berumur 20 hari. Selama beberapa hari bayi ini digendong orang tuanya menyeberangi Sungai Naf. Saat hujan, bayi itu basah kuyup karena tidak ada pelindung yang memadai.

Tiba di kamp Kanzarpara, pengungsi langsung mendapat bantuan an sapaan akrap dari para relawan. Mereka segera menikmati sajian hangat berupa makanan dan minuman. Saban hari, tak kurang dari 10 ribu paket nasi biryani dimasak di Padua, Kota Chittagong. Inilah dapur umum bantuan bantuan masyarakat Indonesia untuk pengungsi Rohingya.

Menu yang disajikan, kata Rahadiansyah, ada potongan daging sapi diracik dengan bumbu rempah dan dicampurkan ke dalam nasi hangat. Anak-anak pengungsi yang baru tiba berlari mendekati relawan yang membagikan paket nasi biryani dan air mineral. “Dari kampung halaman di Rakhine, mereka mengaku berjalan kaki selama 12 hari,” kata Rahadiansyah.

Hari itu, tidak hanya makanan dan air mineral yang dibagikan kepada para pengungsi Rohingya yang baru tiba di kamp. Pakaian anak-anak dan dewasa serta kerudung juga dibagikan. Pakaian lusuh dan kotor penuh lumpur segera mereka lepas untuk diganti dengan baju baru.

Selain makanan, bantuan dari masyarakat Indonesia juga berupa pakaian, obat-obatan,  serta terpal untuk hunian sementara. Menurut Rahadiansyah, ACT dalam mendistribusikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dilakukan secara bertahap. “Pada Kamis, 7 September 2017, sebanyak 5 truk membawa bantuan pangan. Ini tahap pertama.” (*)

 

 

Sumber: tempo.co

Honda