
Pemerintahan Taliban Nyatakan Burqa Tidak Wajib, Hijab yang Wajib di Afghanistan

KABUL – Kelompok Pejuang Taliban memberikan indikasi pertama sikap dan kebijakan moderat yang akan mereka terapkan sejak mereka berkuasa kembali di Afghanistan, Minggu (15/8/2021).
Salah satunya Taliban tidak akan mewajibkan burqa penuh bagi perempuan, seperti yang kabarnya mereka pernah terapkan saat terakhir memerintah Afghanistan di akhir era Tahun 90-an.
“Burqa bukanlah satu-satunya hijab (penutup kepala) yang (dapat) digunakan, karena ada berbagai jenis hijab yang tidak terbatas pada burqa,” kata Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik kelompok tersebut di Doha, kepada Sky News Inggris.
Burqa atau burka, kadang disebut burkak dalam bahasa Indonesia, adalah satu potong pakaian super longgar yang menutupi seluruh badan dari ujung kepala hingga ujung kaki, dengan persegi dilengkapi jala tembus pandang di wilayah mata agar pemakainya bisa melihat.
Di samping keprihatinan yang berpusat pada pakaian, banyak negara liberal dan kelompok hak asasi meningkatkan alarm untuk nasib perempuan di Afghanistan yang sekarang kembali berada di tangan kelompok militan garis keras yang sudah menguasai ibukota Kabul pada hari Minggu (15/8/2021).
Shaheen juga berusaha memberikan kepastian tentang pendidikan perempuan di bawah kekuasaan Taliban saat ini.
“Perempuan bisa mendapatkan pendidikan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, itu berarti universitas. Kami telah mengumumkan kebijakan ini di konferensi internasional, konferensi Moskow dan di sini di konferensi Doha (tentang Afghanistan),” kata Shaheen.
Ribuan sekolah di wilayah yang direbut Taliban masih beroperasi, tambahnya.
Pemerintah Taliban sebelumnya pada tahun 1996 – 2001 memberlakukan interpretasi Syariat Islam yang tegas, hingga membentuk polisi agama untuk menekan kejahatan.
Salah satunya ketika Pengadilan Taliban memberikan hukuman tegas sesuai syariat, termasuk memenggal tangan pencuri dan rajam sampai mati wanita yang berzina. (*/Kompas)