Soal Aksi Terorisme di Selandia Baru, Senator Australia Salahkan Muslim
JAKARTA – Seorang anggota parlemen federal di Australia memicu kemarahan karena menyalahkan muslim atas penembakan di masjid Al Noor, kota Christchurch, Selandia Baru yang telah menewaskan 40 orang.
Kendati menolak kekerasan, Senator Queensland Fraser Anning mengatakan bahwa kehadiran muslim yang meningkat menjadi penyebab aksi penembakan itu.
“Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru,” tulisnya di twitter tak lama setelah aksi teror pada Jumat (13/03/2019).
Pada bulan Agustus, Senator Anning mengatakan kepada Parlemen bahwa solusi akhir untuk imigrasi Muslim diperlukan dalam bentuk plebisit.
Senator, yang sejak itu diusir dari Partai Katter Australia, memicu gelombang reaksi negatif. Banyak orang yang mengutuknya di media sosial.
“Supremasi kulit putih (ideologi Anda) membunuh orang-orang ini. Tutup mulutmu dan hormati,” tulis satu orang di Twitter.
“Silahkan mundur. Anda tidak pantas untuk mewakili rakyat Australia,” kata netizen lain.
Dalam pernyataan selanjutnya, Senator Anning mengatakan dirinya menentang segala bentuk kekerasan dalam komunitasnya. Menurutnya, hal itu dapat dilakukan oleh imigran muslim.
“Apa yang disoroti adalah meningkatnya ketakutan dalam komunitas kami, baik di Australia dan Selandia Baru, akan meningkatnya kehadiran Muslim,” katanya.
“Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru sejak awal,” tambahnya.
Anning kembali menyalahkan muslim, dengan menyebut bahwa merekalah yang biasanya melakukan kekerasan. Tak hanya itu, dia juga menuding bahwa ideologi Islam adalah ideologi yang kejam.
“Di seluruh dunia, Muslim membunuh orang atas nama keyakinan mereka pada skala industri,” katanya.
“Agama Islam hanyalah ideologi kejam dari penguasa lalim abad keenam yang menyamar sebagai pemimpin agama, yang membenarkan perang tanpa akhir melawan siapa pun yang menentangnya dan menyerukan pembunuhan orang-orang kafir dan murtad.”
Anning juga menyebut bahwa Islam sebagai agama fasis. Untuk membenarkan semua pernyataan, Anning kemudian mengutip Alkitab.
“Seperti yang kita baca dalam Matius 26:52, ‘Semua orang yang mengambil pedang, akan binasa oleh pedang’. Mereka yang mengikuti agama keras (Islam) yang meminta mereka untuk membunuh kita, tidak boleh terkejut ketika seseorang mengambil kata-kata mereka dan meresponnya dengan cara yang sama.” (*/Kiblat)