Jakarta – Gunung Krakatau di Provinsi Lampung berhasil meraih suara terbanyak dalam polling Volcano Cup 2018, Jumat, 2 Maret 2018. Pemilihan ini berlangsung selama 24 jam di akun Twitter milik vulkanolog Dr. Janine Krippner dan berakhir pukul 21.40 WIB.
Kompetisi gunung api ini diselenggarakan oleh para volkanolog di dunia, salah satunya Janine Krippner. Gunung api yang paling banyak dipilih warganet akan dibahas oleh para volkanolog.
Baca juga: Menikmati Cokelat Asli dari Gunung Api Purba
Gunung Krakatau hari ini berhadapan dengan Gunung Taupo di New Zealand di final. Hasilnya, Krakatau unggul dengan meraih 59 persen suara dari total 4.223 pemilih. Sedangkan Taupo 41 persen.
“Setelah sejumlah 27.056 total suara untuk semua gunung berapi sepanjang tahun 2018 #VolcanoCup, saya mengucapkan KRAKATAU, INDONESIA sebagai pemenangnya! Terima kasih banyak telah membantu meningkatkan kesadaran tentang aktivitas vulkanik, bahaya, risiko, dan kesiagaan di seluruh dunia,” ucap Janine Krippner di Twitter beberapa menit setelah polling usai.
Sebelum “berlaga” di babak final, Krakatau mengikuti babak penyisihan bersama gunung-gunung berapi lainnya. Negara-negara peserta Volcano Cup 2018 antara lain Amerika, New Zealand, Meksiko, Chili, Jepang, Iceland, Itali, Filipina, dan Guetemala.
Gunung api asal Indonesia adalah Krakatau, Merapi, Toba, dan Gunung Agung. Krakatau melaju hingga semifinal berhadapan dengan Gunung Etna dari Itali, Kamis, 1 Maret 2018.
Gunung Krakatau terletak di Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera. Pada 27 Agustus 1883, dentuman letusannya terdengar hingga ke Australia dan Jepang serta merenggut sekitar 36 ribu nyawa. Letusan Gunung Krakatau juga menenggelamkan pantai-pantai di Jawa dan Sumatera.
Letusan akbar Gunung Pulau Krakatau diperingati setiap 27 Agustus. Di tanggal itu pada 1883, Krakatau yang muncul di perairan Selat Sunda meledak hingga dua per tiga tubuhnya hancur. Hujan abu, lontaran lava, dan tsunami menerjang pulau-pulau terdekat hingga pesisir selatan Lampung dan barat Banten.
Rangkaian letusan besar yang dimulai sehari sebelumnya itu, menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuatan dan sebagian Gunung Rakata. Ketiga gunung yang berkumpul di Pulau Krakatau itu, menurut para ahli bumi, tumbuh setelah ledakan Gunung Krakatau Purba yang diperkirakan terjadi pada 416 sebelum Masehi. Letusan itu pun menyisakan empat pulau, yaitu Sertung, Rakata, Panjang, dan Cupu.
Setelah 1883, dinasti gunung yang ganas itu belum tamat. Sebab Anak Krakatau muncul dari bawah laut. Ia mulai dikenali setelah menampakkan diri dari dalam laut pada 1929. (*/Tempo.co)