LEBAK – Soal prasasti kepala daerah dan penggunaan pelat nomor kendaraan dinas yang tengah mencuat di Kabupaten Lebak menuai sorotan tajam.
Bupati Lebak, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, mendapat kritik lantaran dianggap lebih fokus pada hal-hal simbolik dibandingkan permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat.
Sejumlah pihak menilai, perhatian Bupati terhadap prasasti dan plat nomor kendaraan tidak sebanding dengan urgensi permasalahan yang masih membebani warga.
Seperti infrastruktur yang belum optimal, ekonomi daerah yang masih tertinggal, serta berbagai isu sosial lainnya.
Ketua Keluarga Mahasiswa Lebak Perwakilan Wilayah (Kumala PW) Rangkasbitung, Idham Munfarrij Haqim menilai, kepemimpinan Bupati seharusnya segera menunjukan kerja nyata dalam menyelesaikan masalah utama yang dihadapi rakyat.
“Kami mengkritisi Bupati karena justru menanggapi hal yang tidak begitu penting. Sementara itu, permasalahan lokal yang benar-benar berdampak pada masyarakat justru belum ditinjau. Kami melihat, kepemimpinan Bupati ini belum berjalan lancar,” kata dia kepada Fakta Banten, Sabtu (8/3/2025).
Menurutnya, masih banyak permasalahan mendesak di Kabupaten Lebak yang memerlukan perhatian serius.
Misalnya, kondisi jalan yang masih rusak di beberapa wilayah pedesaan, akses layanan kesehatan yang belum merata, serta harga kebutuhan pokok yang terus melonjak.
“Seharusnya Bupati lebih fokus pada isu-isu besar yang benar-benar dirasakan masyarakat, bukan hanya perkara prasasti atau plat nomor mobil,” tambahnya.
Ia berharap agar perhatian pemerintah daerah lebih diarahkan pada persoalan yang lebih fundamental.
Pemimpin daerah diharapkan mampu menunjukkan kinerja nyata dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta memperbaiki layanan publik.
“Kami tidak butuh simbol, kami butuh tindakan nyata. Jangan sampai kepemimpinan kali ini hanya disibukkan dengan hal-hal administratif tanpa dampak langsung ke masyarakat,” pungkas Idham.
Kini, masyarakat Lebak menanti langkah konkret dari Bupati Hasbi Asyidiki Jayabaya. Apakah ia akan menjawab kritik ini dengan gebrakan nyata, atau justru membiarkan isu ini berlalu begitu saja? Waktu yang akan menjawab. (*/Sahrul).
