Loading...

Akademisi Lebak Sebut Pendidikan Harus Libatkan Semua Komponen

 

CILEGON – Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Falah (Wasfal) Rangkasbitung Siti Nurasiah menyebutkan pendidikan harus melibatkan semua komponen baik pemerintah, pengusaha, akademisi, tokoh agama maupun berbagai organisasi kemasyarakatan.

“Kita jangan sampai anak-anak dari keluarga yang kurang mampu ekonomi itu putus sekolah,” kata Siti menanggapi adanya siswi SMP di Lebak sudah dua  hari tidak masuk sekolah dengan alasan tak memiliki peralatan sekolah di Lebak, Rabu, (16/4/2025).

Pendidikan harus menjadikan perhatian semua komponen bangsa guna membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Sebab, pendidikan itu dapat memutus mata rantai kebodohan dan kemiskinan.

Oleh karena itu, anak-anak dari keluarga tak mampu agar melanjutkan pendidikannya di tingkat SD/MI, SMP/Mts dan SMA/SMK/MA.

Selama ini, kata dia, pemerintah pusat dan provinsi cukup memperhatikan  pendidikan dengan mengalokasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sehingga sekolah yang berstatus negeri digratiskan.

Selain itu juga adanya bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Program yang digulirkan pemerintah bertujuan agar anak – anak dari keluarga tak mampu bisa menerima pendidikan dengan baik.

Namun, ujar dia, penyaluran bantuan PKH dan KIP belum semua anak dari keluarga kurang  mampu ekonomi mendapatkannya, seperti yang dialami Siti Fatimah Jahroh siswi SMP hingga tidak masuk sekolah, karena tak memiliki sepatu dan peralatan sekolah lainnya.

Sekarang, Siti Fatimah kembali ke sekolah setelah adanya bantuan dari pihak masyarakat juga sekolah.

“Kami berharap semua komponen itu saling membantu agar siswa yang tidak mampu bisa melanjutkan pendidikan,” katanya.

Menurut dia, pemerintah desa juga harus tanggap terhadap warganya yang kurang mampu agar anak-anak mereka masuk database yang layak menerima bantuan sosial.

Sebab, banyak juga anak -anak dari keluarga mampu tidak menerima program bantuan sosial, seperti PKH dan KIP.

Disamping itu juga perusahaan dapat menyalurkan “corporate social responsibility” atau tanggung jawab sosial untuk membantu pendidikan anak dari keluarga tak mampu ekonomi.

“Jika semua elemen dan komponen  peduli terhadap pendidikan dipastikan kualitas anak -anak bangsa lebih unggul dan berkualitas untuk membangun bangsa kedepan,” katanya.

Ia mengapresiasi Siti Fatimah Juhro siswi SMP di pedalaman Kabupaten Lebak hingga kini tetap melanjutkan sekolah, meski kondisi ekonomi orang tua tak mampu ekonomi.

Padahal, ia dari rumah menuju sekolah berjalan kaki dengan jarak tempuh kurang lebih 5 kilometer dan melintasi kawasan hutan.

“Kami meyakini kondisi jarak tempuh itu tentu sepatu tak tahan lama dan mudah rusak,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Cikulur Kabupaten Lebak Nonok Mulyati mengatakan Siti Fatimah Juhro kelas 7 di sekolahnya masuk kategori 8 siswa dari keluarga yang tidak mampu ekonomi.

Pihak sekolah sudah berupaya untuk membantunya dengan memberikan bantuan peralatan sekolah agar bisa melanjutkannya.

“Kami setiap hari selalu memantau dan mengawasi anak dari keluarga tak mampu karena khawatir mereka tidak sekolah,” katanya.(*/Nandi)

DPRD Cilegon Buruh
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien