Loading...

Berkah Ramadan, Petani Timun Suri di Lebak Kebanjiran Orderan

IP UBP Suralaya HUT Cilegon

 

LEBAK– Ramadan 2025 membawa berkah tersendiri bagi para petani timun suri di Kabupaten Lebak.

Menjelang berbuka puasa, buah khas Ramadan ini selalu menjadi incaran masyarakat untuk dijadikan minuman penyegar.

Tak heran, para petani pun kebanjiran pesanan dari berbagai daerah, termasuk pasar tradisional hingga pedagang besar.

Timun suri, yang dikenal dengan teksturnya yang lembut dan rasa manis alami, menjadi primadona di bulan suci ini.

Para petani di sejumlah kecamatan di Lebak, seperti Maja, Rangkasbitung, dan Warunggunung, mengaku mengalami lonjakan permintaan dibanding hari-hari biasa.

Salah satu petani timun suri di Kecamatan Maja, H. Sarman (50), mengungkapkan bahwa sejak awal Ramadan, permintaan dari para tengkulak dan pengecer terus meningkat.

Bahkan, stok yang tersedia di lahan pertaniannya hampir habis dalam waktu singkat.

“Alhamdulillah, tahun ini pesanan lebih banyak dibanding tahun lalu. Sejak awal puasa, kami sudah mengirim ratusan kilogram timun suri ke pasar-pasar di sekitar Lebak dan Serang. Bahkan, ada yang pesan dari luar daerah seperti Tangerang dan Jakarta,” ujar H. Sarman, Senin (10/3/2025).

Meski permintaan melonjak, harga timun suri di pasaran masih terbilang stabil. Untuk ukuran sedang, harga berkisar Rp5.000 hingga Rp7.000 per buah, sedangkan ukuran besar bisa mencapai Rp10.000 per buah.

Petani lain, Asep (42), mengatakan bahwa Ramadan menjadi momen terbaik untuk meningkatkan pendapatan.

Dalam satu hektare lahan, dirinya bisa panen hingga 2 ton timun suri, dengan keuntungan yang lebih tinggi dibanding musim biasa.

“Kalau bulan puasa seperti ini, penghasilan kami bisa naik dua kali lipat. Biasanya, harga timun suri bisa naik 30-40 persen dibanding hari biasa, tergantung permintaan,” katanya.

Menurut Asep, perawatan timun suri tidak terlalu sulit, namun membutuhkan perhatian khusus agar hasil panennya maksimal.

“Timun suri butuh sinar matahari yang cukup dan tanah yang subur. Kalau musim hujan, kami harus lebih hati-hati agar tanaman tidak busuk. Tapi kalau berhasil panen besar, hasilnya sangat menguntungkan,” jelasnya.

Tak hanya petani, para pedagang juga merasakan dampak positif dari meningkatnya permintaan timun suri.

Rini (35), seorang pedagang buah di Pasar Rangkasbitung, mengaku stok timun suri yang dijualnya selalu laris dalam hitungan jam.

“Setiap pagi saya ambil 50-100 buah dari petani, dan sore hari sudah habis. Banyak yang cari karena ini buah favorit untuk buka puasa,” ujar Rini.

Menurutnya, timun suri biasanya dicampur dengan sirup atau es buah, sehingga menjadi minuman yang menyegarkan setelah seharian berpuasa.

Para petani berharap agar harga timun suri tetap stabil hingga akhir Ramadan, sehingga mereka bisa terus menikmati hasil panen yang menguntungkan.

Selain itu, mereka juga meminta dukungan dari pemerintah daerah agar bisa mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan bantuan sarana pertanian yang memadai.

“Kalau bisa ada bantuan bibit atau pelatihan untuk petani, tentu akan sangat membantu kami. Kami ingin hasil pertanian semakin baik dan bisa bersaing di pasar yang lebih besar,” harap Sarman.

Dengan tingginya minat masyarakat terhadap timun suri, Ramadan tahun ini benar-benar menjadi berkah bagi para petani di Lebak.

Semoga tren positif ini terus berlanjut dan membawa kesejahteraan bagi mereka yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian. (*/Sahrul).

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien