BPBD Lebak Sebut Dampak El Nino Masih Berlangsung Hingga Sebulan ke Depan

 

LEBAK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak memprediksi kekeringan yang disebabkan adanya fenomena El Nino masih akan terus berlangsung hingga bulan September 2023 mendatang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, mencatat hingga saat ini sudah ada 15 desa yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, untuk kekeringan akan terus berlangsung berdasarkan prediksi Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Kekeringan yang membuat warga kesulitan air bersih diprediksi masih akan bertambah, seiring dengan prediksi BMKG hingga September 2023 mendatang,” kata Febby kepada Fakta Banten, Jumat (25/8/2023).

Febby menyebut, dalam mengatasi kondisi tersebut saat ini pihaknya sudah mengirimkan 15 tangki air bersih ke wilayah yang terdampak untuk mendapatkan air bersih.

“Dari tanggal 22 Agustus 2023 sudah 90.400 liter atau 15 tangki lebih yang menjangkau 15 desa yang terdampak krisis air bersih,” ungkapnya.

KPU Cilegon Calon Nomor Urut

Dari hasil pemetaan, kata Febby, ada 16 kecamatan yang merupakan wilayah rawan mengalami kekeringan dan juga krisis air bersih. Namun 8 di antaranya sudah mendapat intervensi dari pemerintah melalui program Pamsimas dan lain-lain.

“Ya kepada masyarakat yang masih memiliki air bersih untuk memanfaatkan sebaik mungkin, agar tidak terjadi krisis air bersih,” ucapnya.

Ada pun 16 kecamatan yang sering dilanda kekeringan menurut peta BPBD Lebak, di antaranya Kecamatan Maja, Curugbitung, Kalanganyar, Cipanas, Bayah, dan Kecamatan Cibadak. Selanjutnya Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Cirinten, Banjarsari, Warunggunung, Bojongmanik, Malingping, Wanasalam, Cihara, dan Kecamatan Cilograng. Sementara delapan kecamatan yang rawan kekeringan parah yakni kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten, Curugbitung, Cirinten, Bojongmanik dan Wanasalam.

Sementara itu Fitri warga Kecamatan Sajira, menyampaikan kesulitan air bersih terjadi hampir satu bulan lamanya tepatnya di Desa Paja, Kecamatan Sajira.

“Kemarin kami mendapatkan bantuan dari BPBD Alhamdulillah, dulu memang kekeringan cuma ini paling parah dari tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya.

Lebih lanjut Fitri menambahkan, untuk saat ini warga harus memanfaatkan air bersih sebaik mungkin agar tidak sampai kehabisan. Hingga mengalami krisis air dan warga harus mencari-cari air bersih.

“Memang ada sumur yang memiliki air terkadang warga yang lain harus bergantian untuk mendapatkan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. (*/Yod/Aji)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien