Jelang Lebaran, Harga Gas 3Kg Melonjak dan Langka di Lebak Selatan
LEBAK – Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci dan penuh keberkahan, banyak orang yang beragama Islam memanfaatkannya dengan memperbanyak ibadah agar menambah tabungan amal perbuatan. Hingga banyak juga yang memanfaatkannya dengan cara usaha yang mulai bermunculan ketika awal hingga akhir bulan karena memang bulan suci Ramadhan salah satu bulan yang di agungkan kedatangannya serta mendapatkan sambutan penuh suka cita oleh umat muslim di dunia tanpa terkecuali indonesia. Senin, (11/06/2018).
Namun warga yang tinggal di wilayah Selatan Banten tengah berharap-harap cemas.
Karena di rasa setiap menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan harga tabung gas melon 3 kg pasti harganya selalu mengalami kenaikan yang drastis dengan harga variasi mulai dari Rp 28.000 hingga Rp 35.000 per tabung.
Kondisi yang paling parah terjadi di wilayah Kecamatan Cihara, dimana harga satuan tabung Gas LPG melonjak hingga harga Rp 35.000, belum lagi mendapatkannya juga cukup sulit karena barangnya mulai langka.
“Sudah 25 hari kita menjalankan ibadah puasa yang artinya hanya tinggal menunggu hari saja kita menuju hari yang fitri namun kebiasaan naiknya harga tabung gas melon 3 kg kembali terulang apalagi dengan harga menembus hingga harga Rp 35.000 dan kelangkaan yang kembali tak bisa di hindari,” ujar Ade Maulana, aktivis KUMALA dalam sambungan telepon, kepada Fakta Banten, Senin (11/6/2018).
Kondisi ini membuat warga kesal.
Ade Maulana melanjutkan, dari hasil temuannya, harga tabung gas melon hampir di setiap warung menjelang hari besar pada Perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha selalu mengalami kenaikan yang signifikan.
“Entah ini harga yang dipengaruhi oleh dua agen besar di Malingping dan Bayah, atau memang ada oknum yang bermain,” tuturnya.
“Belum lagi ketika warga membutuhkan tabung melon dengan kebutuhan yang melonjak dan juga kebiasaan warga yang selalu masak berlebih untuk dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga yang tiba dari perantauan. Harus menempuh jarak yang tidak dekat karena selalu mengalami kelangkaan di warung-warung terdekat,” imbuhnya.
Seharusnya pemerintah daerah bisa mengantisipasi hal ini, karena sangat merugikan masyarakat.
“Melihat situasi dengan kondisi seperti ini membuat saya merasa miris dan berharap semoga pemerintah daerah dapat gerak cepat dalam menangani permasalahan di wilayah kami ini,” tegasnya. (*/Eza-YF)