Loading...

Kisah Ofi, Penyintas Kanker Tulang yang Sukes jadi Make Up Artist

IP UBP Suralaya HUT Cilegon

LEBAK– Delapan tahun sudah gadis asal Kampung Cisiih, Desa Situregen, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sembuh dari kanker tulang yang dideritanya. Meski begitu, ia harus merelakan sebelah kaki bagian kanannya untuk di amputasi. Dan kini, gadis yang bernama Rofifah Juniandar (23) sedang merajut asa menggapai mimpi-mimpinya menjadi seorang make-up artist handal di tengah keterbatasan yang dialaminya.

Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (10/6/2020). Ofi sapaan akrabnya bercerita bagaimana ia mampu melepaskan diri dari keterpurukan yang dialaminya. Hingga sekarang dirinya menjalani kesibukan di dunia fashion menjadi make-up artist dan aktifis kesehatan.

“Yang paling memotivasi itu orang tua dan keluarga. Itu yang membuat aku untuk bangkit. Dari situ terus berusaha dan belajar. Karena keinginan untuk sembuh dan beraktifitas lagi seperti teman-teman lainnya membuat aku survive melanjutkan hidup,” ucapnya diawal kisah.

Dipaparkannya, jika gejala kanker tulang di kakinya mulai dirasakan pada tahun 2008 silam. Rasa pegal dibagian paha kanan selalu dirasakan saat malam datang menjelang tidur. Hingga pada tahun 2009, orang tua membawanya berobat ke dokter yang ada di salah satu rumah sakit yang ada di Lebak.

“Saat itu memang aku belum mengetahui penyakit yang di vonis berat atau tidak. Namanya masih anak SD,” ujarnya.

Diagnosis dokter membuatnya kala itu harus menjalani aktifitas dirumah. Sampai akhirnya, orang tuanya memutuskan membawa Ofi berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Namun selama 4 tahun berjalan, tidak ada perubahan yang dialami Ofi.

Bak tersambar petir di siang bolong di tahun 2011, saat usianya baru beranjak 14 tahun. Ia harus menerima kenyataan jika dirinya divonis menderita kanker tulang. Sehingga harus menjalani operasi amputasi sebagai pilihan terakhir yang diambil agar bisa sembuh dari penyakitnya tersebut.

“Sebenarnya waktu itu dokter kasih dua pilihan agar sel kankernya tidak berkembang. Pertama operasi kembali pengangkatan sel, kemudian kedua yaitu amputasi. Dan aku pilih diamputasi,” ungkap gadis kelahiran 15 Juni 1997 tersebut.

Beruntung, kata Ofi. Pada saat pengobatan, dirinya mendapat bantuan dari berbagai pihak. Mulai dari Jamkesda, bantuan dari jalinan kasih dan yayasan kanker khusus anak.

Mengaku sempat drop karena harus kehilangan sebelah kakinya di usia yang masih belia. Kini, Ofi telah tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh dengan semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpinya sekaligus membuktikan kepada orang-orang bahwa keterbatasan tak lantas menjadi penghalang untuk bisa tetap berkarya.

Dengan berbekal ilmu yang didapatnya saat kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan pendidikan desain mode dan busana. Ofi pun mulai meniti karir sebagai make-up artist diawali dari merias anak-anak SMP atau SMA yang akan menjalani prosesi kelulusan. Hingga akhirnya ia rutin mengikuti lomba-lomba fashion tingkat daerah.

“Jadi aku tuh mulai suka make-up itu dari SMA. Terus Mamah ngeliat aku kayaknya seneng soal itu. Makanya Mamah ngedukung. Dan benar-benar ngegelutin itu pas lulus SMA tahun 2016. Aku juga ikut kursus-kursus gitu. Dan belajar lewat youtube juga,” papar gadis yang bercita-cita punya butik sendiri tersebut.

Selain aktif menjalani aktifitasnya dan mengasah kemampuannya dalam merias wajah. Ia pun kerap mendapatkan undangan dari rumah sakit atau yayasan di Jakarta sebagai pembicara soal sosialisasi kanker, sekaligus memberikan semangat kepada para pasien-pasien yang mengidap kanker untuk bisa bangkit dan sembuh.

“Iya di Jakarta biasanya di undang ke rumah sakit atau yayasan untuk sosialisasi tentang kanker,” ujarnya.

Meski belum mendapatkan hasil yang besar, Ofi mengaku jika lewat dunia make-up itulah ia mampu mendapatkan uang walau hanya baru sekedar bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Namun, lewat optimisme dan tekad yang ditanamkan dalam hatinya. Ia tetap yakin jika ia mampu membuktikan kepada semua orang jika ia pun bisa sukses seperti orang lain.

“Apapun kondisi kita ya harus terima, jangan merasa keterbatasan itu jadi halangan. Kita harus sayang sama diri sendiri. Bagaimanapun, kita tetap harus punya harapan, punya impian. Allah kasih kekurangan, tapi pasti Allah juga kasih kelebihan lain buat kita. Dan aku yakin kalau aku pun bisa sukses asal mau kerja keras,” tukasnya. (*/YS)

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien