Petani Manggis di Cipanas Lebak Keluhkan Masalah Pemasaran
LEBAK – Produksi buah manggis di perkebunan yang berlokasi di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, pada saat musim panen raya sangatlah melimpah hingga mencapai 130 ton dalam sekali panen. Namun menurut salah seorang petani buah manggis di Kecamatan Cipanas, Embih, meski melimpah namun petani masih memiliki kendala dalam hal pemasaran.
[nk_awb awb_type=”image” awb_image=”15722″ awb_image_size=”themezee-related-posts” awb_parallax=”scroll” awb_parallax_speed=”0.5″ awb_parallax_mobile=”true” awb_styles=” padding-top: 80px; padding-bottom: 80px;”]
[/nk_awb]
“Di Kecamatan Cipanas ini terdapat hampir 250 Hektar lahan perkebunan manggis yang tersebar di beberapa desa dengan hasil produksi mencapai 130 ton pada setiap musim panennya, contohnya di Desa Luhurjaya, Haurgajrug, Giriharja, Girilaya, Malangsari dan Desa Sukasari,” ungkap Embih.
Embih pun menambahkan, buah manggis yang dibeli oleh pengusaha dari Bogor ataupun dari Tasikmalaya, berubah namanya menjadi manggis Bogor atau manggis Tasikmalaya.
“Padahal jelas-jelas manggis tersebut hasil dari lahan dan para petani asli Cipanas yakni orang Kabupaten Lebak, kita yang punya produk tetapi tidak tercantum namanya,” keluh Embih kepada Fakta Banten, Sabtu (30/9/2017).
Diketahui, manggis yang dibeli dari petani di Lebak untuk kepentingan ekspor ke luar negeri.
“Selama ini kita menjual hasil panen manggis kepada pengusaha dari Bogor dan Tasikmalaya, mereka membeli untuk Ekspor hanya seharga Rp 10.000 sampai harga Rp 20.000 per kilogramnya dengan kwalitas super, tanpa kita ketahui harga yang sebenarnya, itupun harus disortir terlebih dahulu,” kata Embih.
Untuk itu, Embih dan para petani lainnya sangat mengharapkan adanya bapak angkat atau pengusaha dari Banten ini, agar produksi komoditi asli Kabupaten Lebak ini tidak diklaim oleh daerah lain.
“Keluhan ini sebenarnya sudah kita sampaikan langsung kepada bapak Gubernur Banten beberapa waktu yang lalu,” terangnya.
“Mudah-mudahan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi dapat memberikan solusi yang terbaik, jika memang sudah ada pengusaha yang mau menampung hasil panen manggis kita, saya sangat yakin pasti harganya akan lebih bagus dan memiliki label yang bisa mengangkat nama daerah kita sendiri, yakni Lebak atau Banten tercinta,” imbuhnya (*/Sandi)