Sambut Bulan Amal Bakti PU ke-73, Pemkab Lebak Gelar Donor Darah
LEBAK – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak, menggelar aksi sosial berupa donor darah, acara tersebut dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Pekerjaan Umum (PU), yang bertempat di Aula Kantor PUPR Kabupaten Lebak, Senin (3/12/2018).
Dalam kesempatan ini, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyerukan kesadaran kepada masyarakat untuk dapat mendonorkan darahnya, guna menjaga kestabilan kantong darah yang tersedia di Unit Transfusi Darah (UTD-PMI) Kabupaten Lebak.
Hal ini menyusul tentang kantung darah yang sering mengalami kekosongan, karena faktor utamanya yakni kurangnya kesadaran masyarakat akan indahnya berbagi melalui donor darah, dengan donor darah tersebut akan menyelamatkan nyawa seseorang dari penyakit tertentu yang sedang Ia rasakan.
“Ini bukan hanya sekedar tugas dari PMI ataupun aparatur pemerintahan, melainkan ini adalah tugas masyarakat kabupaten Lebak juga untuk dapat memberikan transfusi darahnya bagi yang membutuhkan,” kata Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, kepada faktabanten.co.id, Senin (03/12/2018).
Lanjut Iti, Sebetulnya ketika seseorang melakukan donor darah, itu akan memperlancar transfusi darah karena ada pergantian di sana, namun itu juga hati-hati harus bagi yang sehat saja yang melakukannya.
“Dirasa untuk PMI itu sendiri sudah cukup mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, alhamdulillah untuk saat ini ada iuran Korpri, dengan nominal seribu perorang dengan jumlah total sebulan dapat sampai sepuluh juta, untuk dapat menyokong berlangsungnya kegiatan PMI Lebak yang akhirnya mentiadakan hibah untuk PMI dari pemerintah daerah,” katanya.
Menurutnya, kalau untuk sosialisasi donor darah, saya rasa perwakilan dari PMI di setiap kecamatan saja sudah cukup mewakili, kemudian dari OPD juga sudah sering turut serta mensosialisasikan, di setiap event seperti Dharma Wanita, PKK, untuk dapat melakukan donor darah hanya tinggal di kembalikan kepada kesadaran masyarakat.
“Ayo kita bersama-sama membangun daerah Lebak ini, tidak mungkin bisa dibangun oleh seorang, melainkan membutuhkan seluruh elemen masyarakat yang terlibat langsung secara bersamaan,” ujarnya.
Iti menambahkan, seperti warga yang mengidap penyakit teleshemia, kan Ia membutuhkan donor darah di setiap bulannya. Kecuali jenis darahnya tersebut sudah tidak ada lagi di Lebak, baru kita mencari ke daerah lain.
“Jadi saya berharap agar seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Lebak dapat bersinergi dengan cara mau mendonorkan darahnya tiga bulan sekali, karena, bagaimanapun saya belum bisa memenuhi kriteria pendonor darah, karena berat badan saya hanya sampai 45 Kg saja dan itu dilarang untuk donor darah,” jelasnya seraya bercanda. (*/Sandi/Eza)