Tak Lagi Dijual di Pengecer, Warga Lebak Kesulitan Dapatkan LPG 3 Kg
LEBAK – Warga Kabupaten Lebak kini dihadapkan pada kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg setelah kebijakan larangan penjualan di warung pengecer diberlakukan.
Kondisi ini membuat masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga, harus berjuang lebih keras demi mendapatkan bahan bakar utama untuk memasak.
Seperti yang dialami oleh Lia, seorang ibu rumah tangga yang sudah tiga hari berkeliling mencari gas LPG 3 kg. Dari satu warung ke warung lainnya, ia berharap menemukan satu tabung gas untuk memasak. Namun, hingga Selasa (4/2/2025) pencariannya masih nihil.
“Saya sudah keliling, naik motor sampai tiga kilometer lebih dari rumah. Semua warung bilang kosong, tidak ada stok LPG 3 kg. Biasanya saya bisa beli di warung dekat rumah, tapi sekarang harus ke pangkalan yang jaraknya jauh,” keluh Lia.
Perjalanan Lia mencari gas LPG menjadi gambaran kesulitan yang dialami banyak warga. Dengan tidak adanya stok di pengecer, masyarakat harus rela menempuh jarak jauh ke pangkalan resmi yang sering kali kehabisan pasokan lebih cepat.
Kelangkaan gas ini semakin menyulitkan masyarakat yang mengandalkan LPG 3 kg sebagai kebutuhan utama.
Beberapa warga bahkan terpaksa menunda memasak atau mencari alternatif lain, seperti menggunakan kayu bakar atau kompor listrik yang tidak semua orang miliki.
Sejumlah ibu rumah tangga berharap ada solusi cepat dari pemerintah.
“Kalau memang harus beli di pangkalan, tolong pasokannya diperbanyak. Jangan sampai kami susah terus setiap kali butuh gas,” ujar seorang warga lainnya, Siti.
Sementara pihak pemerintah menyebut bahwa kebijakan ini diterapkan untuk memastikan distribusi LPG tepat sasaran dan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Namun, di lapangan, banyak warga yang belum mengetahui titik-titik pangkalan resmi, sehingga kebingungan mencari tempat pembelian yang tersedia.
Kesulitan ini memicu pertanyaan di kalangan masyarakat, apakah kebijakan ini sudah siap dijalankan tanpa mengorbankan kebutuhan warga?
Sampai solusi lebih jelas diberikan, ibu-ibu seperti Lia dan banyak warga lainnya harus terus berjuang mendapatkan tabung gas LPG 3 kg untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (*/Sahrul).
