Telan Anggaran Rp11,6 Miliar, Baru Dikerjakan Ruas Jalan Pasirkuray-Cisitu di Lebak Amblas

 

LEBAK – Baru “seumur jagung” rampung dikerjakan, kegiatan pemeliharaan (preservasi) ruas jalan Pasirkuray-Cisitu sepanjang 2 kilometer oleh kontraktor melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), amburadul dan terkesan asal asalan.

Berdasarkan pantauan awak media di lokasi, tampak terlihat kontruksi pada ruas jalan tersebut amblas dan terbelah menjadi dua bagian.

Tentu hal tersebut mendapatkan protes keras dari para pengguna jalan. Pasalnya, terdapat beberapa titik kerusakan pada ruas jalan tersebut.

Kegiatan perbaikan jalan tersebut mendapat komentar keras dari Kasepuhan Adat Cisitu Abah Yoyo Suhenda, ia menyampaikan amblasnya kontruksi jalan tersebut bukan karena faktor alam. Akan tetapi, ia menduga kuat dalam proses pengerjaannya tidak profesional dan terkesan “asal asalan”.

“Saya menduga pada saat pengerjaannya itu tidak memakai besi (wermes), selain itu kualitas beton juga kurang bagus. Karena, seharusnya mobilisasi pembangunan jalan beton itu menggunakan mobil truck mikser, bukannya menggunakan mobil dump truk,” katanya pada saat dihubungi wartawan, Minggu (5/5/2024).

Menurutnya, terjadinya pergeseran pada kontruksi ruas jalan tersebut bukan disebabkan oleh gempa. Akan tetapi kwalitas beton yang dipakai diduga tidak sesuai standar.

BI Banten

“Kami sudah lama mendambakan jalan yang mulus, karena mengingat daerah Kasepuhan Adat Cisitu merupakan salah satu destinasi wisata kebanggan Kabupaten Lebak. Dalam setiap tahunya ribuan wisatawan dari lokal maupun dari luar daerah banyak yang berkunjung,” tuturnya.

Adanya akses jalan menuju Kasepuhan Adat Cisitu. Kata dia, merupakan berkat kerja keras pihaknya dalam mengajukan permohonannya kepada pihak terkait.

“Ketika hasilnya kurang maksimal maka kami merasa sangat kecewa sekali,” ucapnya.

Kendati begitu, ia menyampaikan harapannya kepada pihak terkait agar kondisi jalan yang hancur tersebut segera diperbaiki secara profesional, dan tidak asal asalan.

“Itu nilai kegiatan pengerjaan jalan itu anggarannya Rp 11,6 miliar hanya sepanjang 2 kilometer. Harusnya, anggaran yang nilainya sangat fantastis itu kualitas jalannya bisa mencapai puluhan tahun, ini mah baru saja 2 bulan sudah patah-patah,” katanya.

Dirinya mengungkapkan, beberapa bulan lalu lintas jalan itu sempat mengalami bencana longsor. Sehingga masyarakat mendatangkan alat berat untuk memperbaikinya dengan menghabiskan biaya Rp8 juta untuk sewa alat berat dan bahan bakar dan itu murni dana dari masyarakat bukan dari pemerintah.

“Kalau memang kontraktornya tidak bisa bekerja, saya minta kepada Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) wilayah 2, Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BPJN) agar melakukan blacklist terhadap perusahaan kontraktornya,” tukasnya.

Hingga berita ini diterbitkan redaksi masih berupaya mengkonfirmasi Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2 Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BPJN). (*/Yod/Aji)

KS Anti Korupsi
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien