APKLI Dukung Penyetopan Proyek Meikarta dan Batalkan Hak Milik WNA
JAKARTA – Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia dr. Ali Mahsun, selaku Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) periode 2017-2022 menyikapi tentang adanya penjajahan gaya baru yang saat ini dilakukan oleh bangsa asing, dan mulai merobek kedaulatan NKRI.
Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia dr. Ali Mahsun, Ketua Umum DPP APKLI 2017-2022 di dampingi Sekjend DPP APKLI dalam pernyataan sikapnya menegaskan, menolak dilanjutkannya pembangunan Kota Baru Meikarta.
“Meikarta di Bekasi Jawa Barat dan Hak Milik WNA merupakan saudara kembar satu telur yang menjajah dan merobek Kedaulatan NKRI. Penjajahan seperti ini juga telah merambah hampir di seluruh wilayah Indonesia. Lantas dimana kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia saat ini bersemayam? Indonesia sudah tidak berdaulat lagi, kembali terjajah bangsa asing,” tegas Ali yang juga dokter ahli kekebalan tubuh ini, Senin (21/8/2017).
Dalam paparan Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia, ditegaskan apapun resiko dan yang akan terjadi, segala bentuk penjajahan di negeri kita harus dilawan dan diusir dari Bumi Pertiwi Indonesia.
“Jangan pernah bermain api, juga jangan bermain di air keruh, kedaulatan dan kemerdekaan negeri ini tak boleh dirongrong dan dijajah bangsa asing manapun, tidak boleh dihinggapi kotoran para pecundang negeri ini. Ingat dan beri noktah merah!” jelasnya.
Baca Juga : Teori Tembok Api Kota Meikarta
Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia juga mengingatkan akan sejarah; puluhan juta darah dan nyawa dipertaruhkan oleh nenek moyang leluhur bangsa Indonesia untuk mengantarkan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Satu-satunya harapan Indonesia saat ini adalah UMKM yang berjumlah 59,6 juta di seluruh tanah air. Dimana 42%-nya adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjumlah 25 juta.
“Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas. Tekad bulat Hamukti Palapa PKL Indonesia, tekad bulat Revolusi Kaki Lima Indonesia untuk tegakkan kembali ekonomi rakyat dan kembalikan kedaulatam ekonomi bangsa demi merah putih dan keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah harga mati bagi APKLI dan 25 Juta PKL Indonesia,” tegas Ali dokter jebolan FK Unibraw dan FK UI ini.
Apapun resiko dan yang akan terjadi, segala bentuk penjajahan di republik ini, APKLI beserta 25 Juta PKL ada di garda depan bersama rakyat dan bangsa Indonesia untuk melawan dan mengusir siapa saja yang menjajah bangsa dan negara Indonesia.
“Stop Meikarta, batalkan hak milik WNA, lawan atau terjajah, merdeka atau mati. Salam Revolusi Kaki Lima Indonesia, untuk Merah Putih dan NKRI,” pungkas Ali sebagai tokoh PKL Karismatik yang dinobatkan sebagai Sang Pemimpin Besar Revolusi Kaki Lima Indonesia oleh 25 Juta PKL seluruh Indonesia ini. (*)
