Bantu Masyarakat Tingkatkan Produktivitas Pertanian, BBPOPT Kementan Luncurkan Aplikasi SIFORTUNA

DPRD Pandeglang Adhyaksa

 

PURWAKARTA – Balai Besar Peramalam Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Kementrian Pertanian meluncurkan aplikasi bernama SIFORTUNA (Sistem Informasi Forecasting Organisem Pengganggu Tumbuhan Nasional) saat proses penandatangan perjanjian bersama bersama Dirjen Tanaman Pangan, Kepala BAIS, Kepala BPTPH dan petugas POPT seluruh Indonesia di salah satu hotel di Purwakarta, pada Kamis (9/11/2023) kemarin.

Kepala BBPOPT Yuris Tiyanto mengungkapkan, peluncuran aplikasi SIFORTUNA merupakan wujud nyata pihaknya dalam meningkatkan pelayanan peramalan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) sehingga lebih memudahkan dalam memberikan informasi prakiraan serangan pada komoditas tanaman pangan masyarakat.

Sehingga, lanjut Yuris, masyarakat dan stakeholder terkait memiliki sistem peringatan dini terhadap ancaman tanaman pangan sehingga bisa meminimalisir terjadinya serangan OPT.

“SIFORTUNA merupakan wujud komitmen BBPOPT dalam rangka meningkatkan pelayanan peramalan OPT untuk para petani, petugas maupun stakeholder terkait guna memonitor perkembangan OPT sehingga ketika OPT terkendali, maka hasil panen dan produktivitas akan ikut terdongkrak,” kata Yuris dalam sambutannya.

Tak hanya itu, Yuris mengaku, pihaknya pun turut mengembangkan teknologi DAT (Disruptive Agriculture Technology) pada tanaman padi, jagung dan kedelai agar lebih meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja, rasionalisasi sarana produksi, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan sesuai dengan agroekosistem serta memperhatikan aspek pasar.

Loading...

“Untuk memacu semangat para petugas, pada acara ini digelar juga penganugrahan DAT Awards untuk para pelaku DAT yang memenuhi kriteria dengan pencapaian terbaik,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian Suwandi pun menyambut baik peluncuran aplikasi SIFORTUNA oleh BBPOPT sebagai sebuah inovasi baru yang dapat meramal serangan OPT yang bisa diakses secara real time.

“Memang saat ini sudah ada aplikasi sejenis seperti SIPERDITAN, namun ini beda, terdapat fitur prakiraan dan pengendalian. Juga terdapat fitur simulasi potensi kehilangan hasil dan biaya pengendalian minimum. Sehingga SIFORTUNA bisa disandingkan dan saling melengkapi dengan aplikasi yang sudah ada,” ungkap Suwandi.

“Harapannya aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk pengendalian OPT di masyarakat secara luas,” imbuhnya.

Senada, Sekretaris BAIS Laksamana Muda TNI Adriansyah memberikan pujian terhadap aplikasi SIFORTUNA karena dianggap sebagai inovasi terkini yang bisa memberikan dampak positif bagi sektor pertanian di Indonesia sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan para petani.

Menurutnya, aplikasi SIFORTUNA akan menjadi komponen penting bagi para pelaku sektor pertanian untuk lebih memahami pola perubahan produksi pertanian, termasuk memprediksi tantangan yang akan dihadapi para petani serta membantu dalam menyusun strategi pengendalian OPT.

“Diharapkan SIFORTUNA akan membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan produktivitas serta menjaga kualitas lingkungan. Peluncuran aplikasi ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing serta memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan petani di seluruh negeri,” tandasnya. (*/YS)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien