Ekonomi RI Minus 5,32%, Resesi di Depan Mata
JAKARTA – Badan Pusat Statitsik (BPS) telah mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini. Ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat -5,32%, angka ini lebih dalam dibandingkan prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar 5,08%.
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan jika dilihat memang banyak yang memproyeksikan ekonomi Indonesia negatif pada kuartal II. Menurut dia kondisi ini juga terjadi pada negara-negara lain yang terdampak pandemi.
“Dilihat dari data itu kita negatif, dari situ saja sudah ada signal kalau kita resesi,” kata dia saat dihubungi wartawan, Rabu (5/8/2020).
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan sebelumnya CORE sudah memproyeksi ekonomi minus -4,5% hingga -5,5%. Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan kontraksi yang dialami Singapura -41% dan Amerika Serikat (AS) -30%.
“Resesi di depan mata, tapi bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Jadi tidak usah panik, kalau ekonomi kontraksi di tengah wabah itu hal yang biasa,” kata dia.
Menurut Piter, kondisi ekonomi saat ini adalah sesuatu kenormalan baru di tengah kondisi wabah.
“Semua negara mengalami ini, bisa resesi dan tidak aneh. Sekarang semua negara tertarik arus besar resesi yang melanda negara,” jelasnya. (*/Detik)