JAKARTA – Keputusan yang ditunggu-tunggu para peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Hotel Menara Peninsula Jakarta, tentang hasil keputusan Komisi Politik terjawab pada saat Sidang Pleno pada hari Sabtu 28 Juli 2018.
Komisi Politik merupakan komisi yang dari awal sampai selesai, memiliki pembahasan paling alot dan panas dibandingkan dengan komisi lainnya. Akhirnya pemimpin pleno membacakan hasil rapat dan musyawarah yang melibatkan 120 anggota, yakni memberikan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sedangkan untuk nama calon wakil presiden disepakati dua nama, yakni Habib Assegaf Al Jufri (Ketua Dewan Syuro PKS) dan Da’i Kondang Ustadz Abdul Somad, (UAS).
Sebelumnya para peserta di Komisi Politik yang dipimpin ustadz DR. Zaitun Rasmin, tidak menemukan titik temu tentang siapa yang akan diusulkan sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional ini.
Namun pada menit-menit terakhir penentuan, berdasarkan pesan Habib Rizieq Shihab langsung dari Tanah Suci Makkah memutuskan hanya satu nama calon presiden yaitu Prabowo Subianto, dan mempertimbangkan dua nama calon wakil presiden. Peserta yang hadir dalam pleno komisi saat itu langsung mengamini dan menyetujui terhadap pilihan calon pemimpin bangsa tersebut.
Keputusan lain hasil rapat komisi yang tidak kalah pentingnya, seperti Komisi Dakwah yang mengusulkan ‘Gerakan Nasional Shalat Subuh Berjamaah’ yang akan dibentuk di setiap wilayah di Indonesia. Keputusan lainnya seperti pembahasan Komisi Organisasi memutuskan untuk membentuk Majelis Permusyawaratan Ulama yang akan memulai pembahasan dan sosialisasi ke daerah selama enam bulan sejak ditetapkannya keputusan tersebut.
Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang dihadiri hampir semua perwakilan di seluruh wilayah Indonesia tersebut ditutup pada Minggu dinihari 28 Juli 2018. (*/Red)