Ibu Kota Baru Direndam Banjir, Ratusan Siswa Diliburkan
KALIMANTAN TIMUR – Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang merupakan daerah calon ibu kota baru RI, dilanda banjir usai hujan deras sejak Kamis (30/1) pagi.
Kepala Desa Bumi Harapan Kastiyar mengatakan banjir itu menggenangi sawah seluas 3 kilometer persegi yang baru saja selesai ditanami bulan lalu.
Banjir itu juga, lanjutnya, merendam pasar Desa dan sekolah Dasar 020.
“Di bagian wilayah penduduk sebelah barat Banjir sudah mencapai tinggi 50 sentimeter. Di situ hanya beberapa rumah. Ini banjir tahunan, memang daerah situ tempatnya agak rendah,” ujar Kastiyar pada CNNIndonesia.com pada Kamis (30/1).
“Untuk Bumi Harapan yang terkadang ada hujan hujan dua jam pasti di situ banjir, tapi nanti mungkin satu jam dua jam langsung surut asal air laut enggak naik,” imbuhnya.
Kastiyar menambahkan bahwa sawah yang terendam itu akan ditanami ulang jika banjirnya tidak cepat dikendalikan. “Tapi petani paham. Setelah ini petani langsung cepat cepat disemprot, ” katanya.
Dia mengatakan normalisasi parit yang terhubung ke sungai sudah dilakukan dari ujung paling atas. Namun, banjir keburu merendam sebelum itu tuntas.
“Kita sudah kerjakan normalisasi parit, belum tembus ke situ (sungai) sudah keburu banjir,” ujar Kastiyar.
Salah seorang warga, Eva, mengatakan hujan yang mengguyur sejak subuh itu mengakibatkan air meluap sampai ke jalan raya. Ia menyebut drainase memang lumayan besar dan bagus. Namun, itu tetap tak bisa mencegah banjir meluap.
“Hujan mulai Subuh pukul 04.00 dini hari sampai pukul 07.00 masih gerimis,” kata Eva.
Sekolah Libur
Kepala Tata Usaha SD 020, Sintiya Puspita Sari, mengatakan banjir ini membuat pihaknya meliburkan 277 siswa. Menurutnya, bukan sekali ini saja sekolah diliburkan akibat banjir.
“Kepala sekolah pagi tadi sebelum masuk sekolah ada meninjau banjir, lalu beliau putuskan semua anak anak diliburkan,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala sub Bidang kedaruratan Badan penaggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Samudri, menjelaskan banjir tak seluruhnya merendam desa Bumi Harapan. Namun, hanya beberapa tempat yang lokasinya agak rendah.
“Itu kan pegunungan kan. Nah aliran yang lembah itu perlu ada aliran sungai, ada beberapa yang perlu dibesarkan. Mungkin ada penyempitan ada sawah di bawahnya,” terang dia.
Ia menjelaskan sudah ada upaya bersama dengan UPT Setempat pelebaran aliran sungai, namun terkendala dengan warga untuk pelebaran sungai karena sawahnya akan terkena pelebaran sungai.
“ini yang akan kita tindak lanjuti ulang, supaya nanti, ketika ada banjir tahunan, lebih cepat penanganannya menuju ke arah laut,” pungkas Samudri. (*/CNN Indonesia)