Jokowi Usulkan Kredit Pendidikan, Kuliah S2 dan S3 Bisa Ngutang
JAKARTA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, kredit pendidikan atau student loan yang diusulkan oleh Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) menjadi harapan baru bagi pelajar Indonesia untuk meraih pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pelajar tak perlu risau sebab kredit pendidikan ini berbunga rendah.
“Ini memberikan suatu harapan baru untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya Indonesia dalam menghadapi Sustainability Development Goals,” ungkap Nasir dalam siaran persnya, Rabu (21/3/2018).
Ia mengapresiasi langkah BRI yang meluncurkan produk BRIGUNA Flexi Pendidikan. Ini merupakan produk pinjaman dengan skema pembiayaan yang dikhususkan untuk mahasiswa S-2 dan S-3 yang sudah memiliki penghasilan tetap.
“Ini menyasar pada mahasiswa S-2 dan S-3. Sebab untuk mahasiswa S-1 masih memiliki resiko yang tinggi (high risk) terhadap produk pinjaman,” tuturnya.
Kedepan, sambung Nasir, untuk mahasiswa S-1 akan menyasar pada bidang yang potensial seperti sains dan engineering. Karena saat ini bidang tersebut masih dibutuhkan oleh pemerintah. Di sisi yang lain, Nasir katakan menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 pemerintah wajib memberikan kredit tanpa bunga untuk pendidikan. Untuk itu Nasir mengusulkan agar bank dapat memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah. Ia berharap kedepan semakin banyak perbankan lain untuk memberikan pinjaman kepada mahasiswa.
Kredit loan memiliki kelonggaran waktu pembiayaan, yakni mahasiswa diperbolehkan hanya membayar bunga berjalan selama masa pendidikan kuliah sedangkan pokok pinjaman dapat dibayarkan setelah mahasiswa lulus sampai dengan jangka waktu pinjaman berakhir. Kredit loan ini dapat dinikmati oleh mahasiswa S-2 dengan maksimal jangka waktu pinjaman selama 6 tahun. Sedangkan mahasiswa S-3 maksimal selama 10 tahun.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Rapat Terbatas (Ratas) tentang Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, beberapa waktu lalu, menantang perbankan Indonesia untuk mengeluarkan produk kredit di bidang pendidikan tinggi. Kucuran kredit ini diberikan dalam rangka investasi di bidang pendidikan Indonesia.
Jokowi mengungkapkan, sistem kredit pendidikan ini dapat dilihat dari apa yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat, di mana nilai pinjaman kredit pendidikan telah melampaui nilai pinjaman kartu kredit.
Total pinjaman untuk kartu kredit di sana mencapai USD800 miliar, sedangkan untuk kredit pendidikan nilainya mencapai USD1,3 triliun.
“Ini saya kira sebuah contoh yang mungkin harus kita dorong agar yang namanya kredit pendidikan atau student loan ini betul-betul bisa kita kerjakan di sini,” ungkapnya. (*/Okezone)