JAKARTA – Belakangan muncul ide untuk mengganti daging sapi yang harganya terus naik dengan keong sawah. Hal ini menjadi perdebatan di media sosial.
Netizen ada yang berkomentar, baik positif ataupun negatif. Banyak yang menyangka, saran ini hanya untuk bercandaan. Padahal, menurut Prof dr Hardinsyah, MS, Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia kepada detikHealth, keong sawah memang memiliki kandungan gizi yang cukup baik meskipun belum bisa menggantikan daging sapi dari sejumlah aspek.
“Kalau protein daging sapi lebih tinggi lah. Untuk pengganti enggak bisa persis menggantikan tapi turut membantu kebutuhan protein atau untuk variasi juga. Cuma kalium dan asam folat keong sawah lebih tinggi dari daging sapi,” jelas Prof Hardin.
Baca juga: Mau Jantung Tetap Sehat? Pilih Seafood Sebagai Menu Makanan Hari Ini
Guru Besar Fakultas Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) ini pun menjelaskan bahwa kandungan protein keong sawah mencapai 12 persen per 100 gramnya, sedangkan untuk daging sapi mencapai 18 persen per 100 gramnya. Sehingga jelas untuk masalah protein, daging sapi masih lebih tinggi. Zat besi sapi pun masih lebih tinggi.
Prof Hardinsyah pun menegaskan keong sawah atau tutut sah-sah saja dijadikan sebagai variasi makanan. Namun kembali lagi, selera orang bisa sangat beragam.
“Kalau enggak biasa makan mah jijik, tergantung juga (orang tersebut) bisa nerima enggak secara cita rasa,” tutupnya. (*/Detik)