Ketum PBNU Sebut Saat Ini Sedang Masa Perang, Indonesia Hanya Penonton
JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan saat ini ada lima perang besar yang harus dimenangi. Kiai Said menyebut pandemi COVID-19 telah melahirkan perang baru, yaitu perang biologi dan vaksin.
Ia menyatakan, negara-negara yang masih melakukan impor vaksin virus Corona (Covid-19) merupakan negara yang kalah dalam perang biologis yang melanda dunia saat ini.
“Ini bukan perang fisik, tapi perang ini dapat merebut, menguasai, mengubah cara berpikir masyarakat sehingga pada akhirnya suatu bangsa akan tunduk dan tergantung pada bangsa lain, bukan perang fisik, tapi perang pengaruh, perang peradaban,” kata Kiai Said dalam kegiatan Haul Emas KH Wahab Chasbullah yang ditayangkan di YouTube NU Channel, Rabu (23/6/2021).
Perang pertama yang disampaikan Kiai Said adalah perang kebudayaan. Saat ini, masyarakat banyak dijejali konten film, musik, hingga game dari bangun tidur sampai tidur lagi.
“Jadi cucu saya yang kecil sudah itu pegangannya dilarang sudah tidak bisa lagi, sulit untuk dilarang, paling-paling diarahkan sedikit bisa,” imbuhnya.
Perang selanjutnya adalah perang digital. Kiai Said menyebut semua negara berlomba-lomba menguasai dunia digital agar tak tunduk kepada negara lain.
“Semua negara memproduksi platform digital untuk menciptakan ketergantungan dan memotret perilaku dan algoritma bangsa lain agar selalu dalam kendali,” ujarnya.
“Kemudian dengan adanya COVID-19 ini ada perang baru, perang biologi, apa? Perang vaksin. Negara yang mampu memproduksi vaksin akan jadi pemenang dalam perang ini. Negara yang tidak mampu, hanya mengimpor saja, itulah negara yang kalah,” tegasnya.
Padahal, kata Kiai Said, virus Corona telah berubah varian dan lebih cepat menular. Namun bangsa Indonesia belum mampu menghasilkan vaksin sendiri.
“Itu membutuhkan vaksin yang lebih canggih lagi, lebih canggih lagi. Kita belum mampu membuat vaksin yang tahap pertama, penyakitnya atau pandeminya sudah meningkat ke level ketiga,” ujarnya.
Di tengah situasi tersebut, Kiai Said menyebut Indonesia hanya akan menjadi penonton. Negara-negara besarlah yang terlibat perang vaksin di era pandemi ini.
“Ini akan terjadi perang vaksin, Amerika, Jerman, RRC Tiongkok. Ini terjadi perang vaksin, kita ini hanya jadi penonton, bisanya cuma importir, itu pun apakah uangnya dapat dari utang atau dari mana, nggak tahu saya atau dapat dari potong-potong anggaran barangkali,” ungkapnya.
Terakhir, Kiai Said menyebut perang yang sedang terjadi adalah perang makanan, air, dan energi. Menurutnya, mereka yang menguasai itu akan menjadi penguasa global.
“Itulah gambaran globalisasi memasuki era 5.0, bukan lagi 4.0, nah ini bagaimana kita caranya tidak ketinggalan dalam hal ini,” pungkasnya. (*/Red/Net)