Konstruksi PLTU 9-10 Suralaya Akan Segera Dimulai
JAKARTA – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) bakal segera memulai proses konstruksi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×1.000 megawatt (MW).
Hal ini menyusul rampungnya pendanaan untuk proyek yang berlokasi di Suralaya, Banten tersebut. “Konstruksi direncanakan dimulai sebelum akhir tahun ini,” ujar David Kosasih, Direktur Keuangan BRPT belum lama ini.
Awal Agustus kemarin, BRPT menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman senilai US$ 252,7 juta dari Bangkok Bank Public Company. Pinjaman ini harus dilunasi dalam waktu enam puluh bulan sejak tanggal penarikan pertama.
Seluruh dana tersebut akan digunakan sebagai bagian dari porsi perusahaan dalam struktur pembiayaan untuk PT Indo Raya Tenaga. Nah, Indo Raya ini yang membawahi langsung proyek yang juga disebut PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 itu.
Sebelumnya, BRPT memegang 49% saham Indo Raya. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menguasai 51% sisanya. Namun, berdasarkan laporan keuangan semester pertama kemarin, porsi kepemilikan BRPT mengecil jadi 34%.
Direktur Utama BRPT Agus Salim Pangestu mengatakan, pengerjaan konstruksi PLTU dengan teknologi ultra super critical itu bakal menyerap hingga 10.000 tenaga kerja lokal dan nasional.
“Indo Raya Tenaga adalah proyek strategis nasional yang akan menyerap ribuan tenaga kerja, baik tenaga kerja biasa maupun tenaga kerja khusus seperti engineer. Kami harapkan terciptanya lapangan kerja baru ini dapat membawa dampak positif bagi pemulihan ekonomi Indonesia,” terang Agus.
Penyerapan tenaga kerja baru ini selaras dengan strategi Presiden Joko Widodo untuk mencegah terjadinya PHK, yang telah disampaikan kepada para pelaku usaha di berbagai kesempatan.
PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 ditargetkan bisa beroperasi pada 2023. Proyek ini diperkirakan menelan investasi Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun. (*/Kontan)