Meninggal Dunia Setelah Solat Isya, Koh Steven Pernah Kuras Harta Tangani Pandemi

KPU Cilegon Coblos

 

BANDUNG – Pendiri Mualaf Center Indonesia (MCI) Steven Indra Wibowo atau yang lebih akrab disapa Koh Steven meninggal dunia pada Jumat (14/10/2022).

Ia meninggal dunia, usai menunaikan salat Isya. Koh Steven selain dikenal karena membimbing mualaf, juga dikenal karena kedermawanannya saat pandemi COVID-19 merajalela.

Ia menguras habis harta bendanya senilai Rp14 miliar yang terdiri dari rumah hingga motor gede untuk disumbangkan membantu sesama yang terdampak virus Corona.

Ia konversi harta bendanya menjadi ratusan ribu perlengkapan alat pelindung diri (APD) termasuk sarana produksi masker, sembako dan makanan siap santap bagi petugas di garda depan penanggulangan COVID-19 dan masyarakat yang terimbas.

Ketika itu ia bercerita, pemerintah Indonesia masih belum menanggapi serius perihal COVID-19. Hal itu yang memicunya untuk segera mengambil langkah sedini mungkin, selain masker juga, ia membuat hazmat dan PPE yang mengikuti panduan dari WHO. Ia kembali mengimpor bahan baku APD.

Sempat Enggan Diliput Media
Awalnya, Koh Steven enggak diliput oleh media. Namun, hingga suatu ketika seorang wartawan yang kenalannya meyakinkannya agar apa yang dilakukannya bisa diduplikasi oleh lebih banyak orang.

“Dia meyakinkan saya, katanya kalau hanya ditampilkan di Instagram, orang yang berpotensi mengikuti hanya sebatas yang di IG saja, tapi kalau ini masuk ke media, mungkin jutaan orang bisa sama-sama saling bantu,” katanya.

Selama menjalankan ikhtiarnya, Koh Steven bercerita mengenai pengalaman yang paling membekas.

“Ada tim aku meninggal karena Corona, tapi ya aku selalu bilang ke tim yang lain. Dia bahagia meninggal karena wabah, dia meninggal dalam keadaan bertugas. Dia bahagia, karena saya selalu menitipkan ke anak-anak, tiada yang membahagiakan dari seorang muslim kecuali mati dalam keadaan syahid,” ujar Koh Steven saat berbincang dengan detikcom, Mei 2020.

“Mati dalam bertugas syahid, mati dalam tugas kemanusiaan insyaallah syahid, dan mati karena wabah insyaallah syahid. Kita akuin ke istrinya dan orang tuanya, saya iri sama anak bapak. Dia dibolehkan mati dalam bertugas, saya tidak tahu pak, bagaimana nanti,” ujar ayah empat anak ini.

Setiap pagi, kata Koh Steven saat itu, dalam memulai pergerakannya selalu memberikan mentoring kepada rekan-rekan.

“Saya kasih mentoring lewat voice note, karena kebanyakan relawan adalah laki-laki. Saya sampaikan seorang muslim ke luar rumah itu hanya untuk dua hal, dia berdakwah atau dia mencari nafkah untuk anak dan istrinya,” tuturnya.

“Ini jadi seperti semacam penyemangat mereka, saat takut kepada sesuatu,” ucap Koh Steven menambahkan.

Selain menyumbang APD dan sembako, ia juga tengah menyiapkan lahan 12 ribu hektare untuk program Tancap Indonesa. Steven bekerja sama dengan petani untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia pascakrisis COVID-19.

Meninggal Usai Salat Isya
Kabar meninggalnya Koh Steven dikabarkan oleh Agung Heru Setiawan pengurus Mualaf Center Indonesia menjelaskan bahwa Koh Steven meninggal secara tiba-tiba. Dia sama sekali tidak dirawat di rumah sakit.

Agung cerita bahwa Koh Steven tiba-tiba saja tumbang usai menjalankan ibadah salat isya. Koh Steven kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit Wonokromo, Surabaya.

“Kronologi abis salat isya, entah gimana ceritanya kolaps lalu dilarikan ke rumah sakit,” ujar Agung. (*/Detik)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien