FAKTA BANTEN – Aplikasi video pendek Tik Tok sudah dapat kembali diakses setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi mencabut blokirnya, Selasa (10/07).
Kembali aktifnya Tik Tok mendapat reaksi beragam dari warga dan netizen.
“Sudah dibuka blokirnya,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kominfo, Noor Iza, lewat pesan singkat, Rabu (11/07).
Lebih jauh lagi Kominfo menyebut aplikasi asal Cina itu kembali bisa diakses di Indonesia karena Tik Tok telah setuju untuk menyensor “konten negatif”.
Sebelumnya, aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia sepanjang Januari hingga Maret 2018 tersebut diblokir pemerintah pada 3 Juli. Kominfo menilai Tik Tok membiarkan peredaran konten pornografi dan yang memuat ujaran kebencian.
Pemerintah mengungkapkan konten negatif dihapus oleh Tik Tok dengan mempekerjakan “20 orang kurator konten di Indonesia”. Jumlah kurator ini disebut akan ditambah menjadi 200 orang.
Selain itu, Tik Tok juga disebut setuju untuk menaikkan batas usia penggunanya menjadi 14-18 tahun. Sebelumnya, batasan umur pengguna Tik Tok adalah 12 tahun.
Teknologi pengenalan wajah juga diterapkan, sehingga jika wajah pengguna dinilai di bawah batas, maka akan muncul pertanyaan yang harus diisi orang tua.
`Terhindar serangan panik`
Tik Tok adalah perusahaan yang dibiayai Toutiao, salah satu perusahaan modal-ventura dengan pertumbuhan tercepat di Cina. Perusahaan ini bernilai lebih US$30 miliar atau sekitar Rp430 triliun.
Kominfo sampai saat ini masih memblokir salah satu wadah berekspresi lain di dunia maya, yaitu Tumblr. – Getty Images
Seorang pengguna aplikasi ini, Billy Tjong, mengaku senang Tik Tok bisa kembali digunakan.
“Karena aku pernah serangan panik, bisa nafas, lalu nonton Tik Tok jadi terhibur, lebih tenang,” kata Billy.
Menurutnya Tik Tok digemari di Indonesia karena `merakyat`. “Semua orang bisa buat konten, ada satu video di mana abang-abang jualan juga bisa buat Tik Tok. Siapa pun, di mana pun, apa pun kelas ekonominya bisa berekspresi.”
Seorang pengguna Tik Tok lainnya, Wahyu Imandani, menceritakan saat pemerintah memblokir Tik Tok, dia sebenarnya masih bisa mengakses aplikasi itu dengan “menggunakan VPN”.
“Tapi kan tidak enak pakai VPN… Beberapa orang kan (juga) mengerti VPN, jadi konten segar mereka bakal berkurang,” tutur Wahyu.
Aplikasi yang kerap disebut memantik kreativitas itu telah memunculkan sejumlah selebritas di Indonesia.
Salah satunya adalah Prabowo Mondardo, dengan akun Tik Tok Bowoo_Outt_Siders, yang punya lebih dari 840.000 fan dan video-video singkatnya telah disukai lebih lebih dari 7,4 juta kali.
Kembali terjajah?
Meskipun bahagia Tik Tok dapat digunakan lagi di Indonesia, baik Billy maupun Wahyu sepakat bahwa pemerintah punya alasan kuat untuk memblokir aplikasi itu beberapa waktu lalu.
“Karena konten lokal beberapa isinya vulgar, mempertontonkan kebodohan… Baik laki-laki atau perempuan, berani tampil di video, dengan keadaan hampir telanjang. Jadi aku pikir sangat berbahaya, karena pelaku dan penonton Tik Tok banyak yang anak-anak,” tutur Billy.
Dia pun meminta pengguna Tik Tok untuk “mendahulukan kreativitas” dibanding “mencari sensasi dengan konten vulgar”.
Di dunia maya, bisa kembali digunakannya Tik Tok juga menjadi pembicaraan banyak netizen.
Ada yang menilai konten Tik Tok setelah disensor menjadi `kurang menarik`.
Ada pula yang menilai pemerintah cepat berubah-ubah pikiran, apalagi setelah langsung didatangi perwakilan Tik Tok dari Cina, sehari setelah blokir dijatuhkan.
Pencabutan blokir atas Tik Tok ini juga mengundang pertanyaan netizen soal aplikasi media lainnya yang masih diblokir Kominfo.
Salah satunya adalah Tumblr, yang dinilai memuat konten yang ditulis “banyak penulis keren dan inspiratif”. (*/viva.co.id)