Terkait Politik Dinasti, Ini Hasil Survei Terbaru Indikator Indonesia

KPU Cilegon Coblos

 

JAKARTA – Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait persepsi masyarakat tentang politik dinasti. Responden cenderung permisif atau tidak ambil pusing soal isu politik dinasti ini.

Survei Indikator ini dilakukan pada 16 Oktober-20 Oktober dan 27 Oktober-1 November. Rentang waktu ini adalah waktu sebelum dan sesudah putusan MK soal syarat usia capres-cawapres.

Survei dilaksanakan secara tatap muka dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden di 38 provinsi, dengan margin of error sebesar + 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden survei adalah warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak pilih yaitu minimal berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka.

Secara umum bagaimana Ibu/Bapak menilai Politik Dinasti di Indonesia, apakah sangat mengkhawatirkan, cukup mengkhawatirkan atau tidak mengkhawatirkan sama sekali?

Survei pertama: 16-20 Oktober 2023

– Sangat mengkhawatirkan 14,6%

– Cukup mengkhawatirkan 33,3%

– Biasa saja 33,7%

– Tidak begitu mengkhawatirkan 5,9%

– Tidak mengkhawatirkan sama sekali 1,6%

– Tidak tahu/tidak jawab 11,3%

Survei kedua: 27 Oktober-1 November 2023

– Sangat mengkhawatirkan 10,2%

– Cukup mengkhawatirkan 29,0%

– Biasa saja 42,9%

– Tidak begitu mengkhawatirkan 7,2%)

– Tidak mengkhawatirkan sama sekali 2,4%

– Tidak tahu/tidak jawab 8,3%

Pendiri Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan dua hasil survei ini menunjukkan masyarakat yang permisif terhadap isu politik dinasti. Responden yang khawatir dengan politik dinasti trennya justru menurun.

“Sebagian besar mengatakan biasa saja di warna merah ini. Artinya cenderung permisif oleh isu politik dinasti. Mereka yang mengatakan politik dinasti sangat mengkhawatirkan atau mengkhawatirkan, trennya menurun dibanding survei MK pasca mengambil keputusan,” kata Burhanuddin dalam rilis survei ‘Efek Gibran dan Dinamika Elektoral Terkini’ secara virtual, Minggu (12/11/2023).

Adapun survei tersebut diambil dalam dua rentang waktu. Yakni sebelum dan sesudah putusan MK soal syarat usia capres-cawapres. Burhanuddin mengaku kaget dengan hasil ini.

“Saya kaget juga ya. Saya pikir ini isu yang cukup menarik perhatian. Tapi ternyata masyarakat kita tidak terlalu memusingkan,” ungkapnya.

Menurutnya, fenomena ini masyarakat yang toleran dengan isu politik dinasti ini menarik jika dikaji dalam riset akademik. Walaupun, angka yang mengatakan khawatir dengan politik dinasti masih lumayan.

“Ini bisa dibahas lebih jauh riset-riset akademik. What were wrong dengan masyarakat kita yang cenderung lebih toleran. Meskipun yang mengatakan sangat atau cukup mengkhawatirkan masih lumayan total ada 39% tapi trennya turun pasca MK mengambil keputusan,” ujarnya. (*/Detik)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien