JAKARTA – BARAK (Barisan Rakyat) 08 menyikapi positif pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Budiman Sudjatmiko.
Menurut Marthin Sinaga, Ketua Umum BARAK 08, pertemuan tersebut menggambarkan betapa pentingnya mengedepankan kepentingan masa depan bangsa, ketimbang terjebak dalam konflik masa lalu.
Menurutnya, sikap Budiman menggambarkan ciri berpikir seorang aktivis yang harus berpikiran terbuka dan mengedepankan kebaikan masa depan bangsa.
“Sikap Budiman sesuai dengan sikap kami yang juga banyak diisi oleh aktivis pergerakan. Bangsa ini terlalu berharga jika perbedaan sikap masa lalu dijadikan belenggu untuk menata masa depan yang lebih baik,” tegas Marthin yang juga aktivis 98, dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).
Dikatakan Marthin, seorang aktivis bukan saja perlu dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat, melainkan juga fokus pada kepentingan yang lebih besar.
“Masa lalu itu pelajaran yang perlu kita ambil hikmahnya untuk sebuah kepentingan yang lebih besar, kepentingan Nasional. Bahwa persatuan dan kemajuan (bangsa) jauh lebih penting untuk diperjuangkan,” tuturnya.
“Bicara kebangsaan harusnya fokus ke upaya membangun masa depan yang lebih baik. Pertemuan Pak Prabowo dengan Mas Budiman menggambarkan bahwa perbedaan di masa lalu bisa diselesaikan dengan mengedepankan tujuan bersama meraih masa depan yang lebih baik,” imbuh dia.
Lebih lanjut mantan aktivis Universitas Pancasila ini memaparkan kesamaan visi dalam menjadikan Indonesia yang lebih kuat secara global merupakan kepentingan nasional yang haris jadi kepentingan bersama, apapun kelompoknya.
Menyikapi respon nyinyir netizen yang seakan menyudutkan Budiman karena bertemu dengan Prabowo Subianto. Terlebih Budiman merupakan mantan aktivis yang dulu berhadapan langsung dengan militer.
BARAK 08 menganggap sikap netizen kurang tepat jika ditilik dari keinginan untuk melanjutkan keberhasilan pemerintahan RI ke depan.
“Wajar jika Budiman menyebut Pak Prabowo sebagai salah satu sosok ideal untuk memimpin Indonesia. Rakyat jangan mau dibelenggu masa lalu yang justru bisa menghambat proses rekonsiliasi.”
Prabowo secara kesatria sudah menjalani proses hukum yang perlu dijalani. Sekian alasan perihal pelanggaran HAM masa lalu yang ditudingkan juga sudah berkali-kali diutarakan secara terbuka.
“Sekarang yang paling penting adalah menatap masa depan. Pertemuan Prabowo Subianto dengan Budiman seharusnya tidak dimaknai negatif, apalagi dicap sebagai pengkhianatan terhadap cita-cita perjuangan.”
Dalam pertemuan tersebut keduanya secara terbuka menyatakan memiliki visi yang sama terhadap Indonesia ke depan.
“Tidak elok kalau kita menghakimi sebuah upaya rekonsiliasi sebagai pengkhianatan. Indonesia harus bersatu!” pungkasnya.
Seperti diketahui, Budiman Sudjatmiko sebelumnya diundang oleh Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara, Jakarta.
Pertemuan keduanya membahas sejumlah persoalan bangsa. Banyak warganet menyikapi nyinyir pertemuan Budiman dengan Prabowo yang dianggap tidak sesuai lagi dengan idealismenya sebagai mantan aktivis demokrasi. (*/Red)