Kembangkan Pemain Muda, Coaching Clinic SSB Menes FC Hadirkan Legenda Persib

KPU Cilegon Coblos

PANDEGLANG – Sekolah Sepakbola (SSB) Menes FC menggelar coaching clinic kepada puluhan anak didiknya sebagai upaya memberikan motivasi mengembangkan potensi, Jumat (10/1/2020) sore, di Lapangan Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang.

Coaching Clinic SSB Menes FC turut menghadirkan mantan pemain nasional seperti Suwitha Patha (ex. Timnas dan Persib Bandung), Rediana Putra (Petrokimia Gresik) dan Yayan Sundana (Persib Bandung) serta dibantu oleh beberapa staf kepelatihan SSB Menes FC.

Sekjen SSB Menes FC, Ade Khairil Fatihin mengatakan, pada dasarnya diadakan event tersebut lebih kepada ingin memberikan pengalaman kepada anak-anak didik sehingga bisa termotivasi untuk lebih giat dalam berlatih dan memberi figur berpengalaman yang dihadirkan agar bisa menjadi sarana pengembangan diri menjadi lebih baik kepada anak-anak.

“Pada dasarnya kami sederhana, selain ingin memberi pengalaman, juga ingin memberikan figur, sementara ini anak-anak bisa dibilang kurang figur. Agar anak-anak bisa melihat keberhasilan para pemain-pemain nasional itu hasil dari kerja keras, latihan rutin dan disiplin,” ucap Ade kepada faktabanten.co.id seusai coaching clinic.

Dikatakan Ade, antusias dari anak-anak dalam menyambut materi latihan yang diberikan para mantan pemain nasional membuat pihaknya berencana mengadakan kegiatan serupa di kemudian hari sehingga bisa menjadi daya rangsang anak-anak di daerah untuk bisa berkancah di tingkat nasional kelak.

“Insha Allah kita akan mengadakan acara serupa nanti. Mudah-mudahan bisa lebih banyak lagi sosok pemain nasional yang hadir,” ujarnya.

Sementara itu, mantan pemain nasional yang pernah merumput bersama Petrokimia Gresik, Rediana Putra menyambut baik niatan pihak SSB Menes FC yang mengundang dirinya untuk memberikan materi latihan kepada anak-anak usia dini di wilayah Menes. Menurutnya, hal itu sangat bagus dilakukan untuk meningkatkan performa anak-anak yang memang membutuhkan sosok figur yang berpengalaman.

“Mungkin dengan kehadiran para pemain liga, bisa memotivasi mereka bisa lebih berkembang kedepannya, dan mudah-mudahan bisa jadi pemain-pemain yang berkiprah di kancah nasional,” ucapnya.

Diakui Rediana, banyaknya potensi-potensi pemain muda di daerah tidak didukung dengan berbagai hal penunjang peningkatan kemampuan anak-anak jika dibandingkan anak-anak di daerah perkotaan.

“Cukup banyak potensi-potensi yang ada. Cuma persoalan di daerah itu ya masih kurang dari segi sarana prasarana dan minimnya sosok figur pelatih yang berpengalaman di kancah nasional,” tukasnya.

Hal sama disampaikan mantan pemain Timnas sekaligus mantan kapten Persib Bandung, Suwita Patha yang menuturkan jika potensi-potensi pemain muda daerah tidak berbeda dengan yang ada di daerah perkotaan. Hanya saja lanjut Suwita, masih terlambatnya pembinaan jangka panjang di daerah menjadi faktor lain masih sulitnya pemain-pemain muda di daerah bisa bermain di kompetisi nasional bahkan internasional.

“Masih kurang diperhatikan pemain-pemain di daerah dibanding pemain-pemain di Kota. Kalau di daerah masih butuh polesan yang betul-betul,” kata Suwita.

Untuk itu, Suwita pun menegaskan, pemerintah harus lebih memperhatikam dan berani untuk turun ke lapangan guna mencari bibit potensial muda daerah dan melakukan pengembangan pembinaan usia muda yang berkesinambungan untuk menghasilkan putra daerah yang bisa berkancah di tingkat nasional.

“Pemerintah harus terjun ke lapangan kalau memang ingin ada pengembangan pembinaan usia muda. Kalau tidak seperti itu, nggak bakal tahu tentang potensi-potensi yang ada di daerahnya,” pungkasnya.

“Mungkin itu ya kenapa potensi-potensi muda daerah seperti di Pandeglang ini kalah bersaing dengan daerah-daerah lain,” imbuhnya.

Padahal diakui Suwita, banyak potensi-potensi muda daerah seperti di Kecamatan Menes yang kedepan bisa berlaga di liga nasional. Namun karena masih minimnya perhatian pemerintah setempat, seolah menjadi kendala paling signifikan sulitnya pemain-pemain muda daerah berlaga di event nasional.

“Lihat tadi sekilas latihan, banyak potensi-potensi yang bisa dimunculkan, ada harapan kedepan untuk mereka bisa berlaga di nasional. Tapi karena unsur pemerintahnya belum peduli, ya jadi kendala juga mereka bisa berkembang. Itu dilihat berdasarkan pengamatan saya sebagai mantan pemain,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Menes, Basit mengaku senang dengan kegiatan yang dilakukan SSB Menes FC. Diakui Basit, pihaknya akan terus mendukung dalam pengembangan sepakbola di wilayah Menes.

“Saya sangat mendukung sekaki, karena ini hal yang baik untuk persepakbolaan di Menes khususnya dan umumnya Kabupaten Pandeglang. Insha Allah saya bersama Kepala Desa yang ada di Menes akan berusaha memberi bantuan semampu kami untuk perkembangan sepakbola Menes,” tandasnya. (*/YS)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien