Mengukur Kesenjangan ‘Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Cilegon’

 

CILEGON – Kota Cilegon adalah sebuah daerah diujung barat pulau Jawa, dikenal sebagai kota Baja dan juga sebagai Kota gerbang masuk dari Pulau Sumatera.

Memiliki luas 162,51 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 450.510 jiwa, dengan rasio penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak 102,80 yang mana dapat diartikan ada 102 orang laki-laki diantara 100 orang perempuan.

Turunnya rasio jenis kelamin ini menjadi penanda bahwa proporsi penduduk laki-laki dalam struktur penduduk Kota Cilegon telah mengalami penurunan.

Salah satu penyebabnya, kemungkinan adalah berkurangnya jumlah bayi laki-laki yang dilahirkan, seperti yang sebelumnya sudah terjadi di negara-negara maju. Tetapi dalam banyak literatur, ditemukan bahwa naik atau turunnya proporsi penduduk laki-laki atau rasio jenis kelamin berkaitan erat dengan fenomena migrasi.

Sedangkan untuk angka Pendidikan di Kota Cilegon, berdasarkan sensus BPS terhadap penduduk Kota Cilegon yang berusia diatas lima belas tahun, ada 3,82% warga Cilegon yang tidak memiliki izasah sama sekali, 18,61% tamatan SD/sederajat, 24,01% tamatan SMP/sederajat, 53,56% tamatan SMA dan atau perguruan tinggi.

Dengan PDRB Kota Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2023 diangka Rp129.532.424,38 membuat kota cilegon menjadi salah satu kota terbesar dalam hal PDRB di Provinsi Banten tepatnya nomor 3 tertinggi membuat Kota Cilegon menjadi salah satu magnet yang dapat menarik bagi para penduduk yang ingin mengadu nasib di Kota Baja.

Lantik dprd

Tingginya PDRB di Kota Cilegon tidak lantas membuat pendapatan yang merata bagi para penduduknya.

Salah satu indikator yang umum digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk adalah Indeks GINI (GINI Ratio).

Nilai Indeks GINI berkisar antara 0 hingga 1. Angka Indeks GINI bernilai 0, menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap (kelompok) orang memiliki pendapatan yang sama.

Sementara bila bernilai 1, menunjukkan ketimpangan yang sempurna, atau satu (kelompok) orang memiliki segalanya, sedangkan yang lain tidak memiliki apa-apa.

Menurut Indeks Gini (Gini Ratio) Kota Cilegon selama setahun terakhir ini mengalami peningkatan. Pada periode Maret 2022 sebesar 0,318 naik menjadi 0,362 pada periode Maret 2023. Naiknya angka Indeks Gini selama setahun terakhir menunjukkan bahwa distribusi pendapatan masyarakat yang diprediksi menggunakan pengeluaran pada tahun 2023 relatif tidak merata dibanding tahun sebelumnya. (BPS Cilegon ; Indikator Kesejahteraan Rakyat Cilegon 2023)

Untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan, idealnya menggunakan data pendapatan. Hanya saja data pendapatan tidak tersedia di Indonesia, karena itu pengukurannya menggunakan data pengeluaran sebagai proksi dari pendapatan.

Penggunaan data pengeluaran ini menyebabkan angka ketimpangan yang dihasilkan menjadi bias ke bawah.

Namun demikian,angka ketimpangannya tetap dapat digunakan sebagai arah untuk melihat perkembangan yang terjadi. ***

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien