Penulis : Taufik Hidayatullah
Tensi politik menjelang pemilu 2024 cukup terasa hangat-hangat kuku akhir-akhir ini.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh presiden Jokowi dalam pidatonya, sebagai warga bangsa perlu kiranya kita saling menurunkan tensi politik menjelang pemilu.
Perbedaan pilihan politik antar warga bangsa sejatinya merupakan hal yang lumrah ditengah masyarakat.
Namun, elit-elit politik setidaknya memberikan atensi satu sama lain untuk berkontestasi secara berkeadaban dan bergagasan yang mumpuni, bukan justru saling serang dengan narasi yang kurang elok.
Narasi politik di medsos khususnya baiknya diarahkan pada narasi gagasan Indonesia ke depan dikarenakan jabatan seorang tokoh politik memiliki dua hal yang bisa dibilang subtansial.
Sebut saja, pertama anggaran, kedua, wewenang, setidaknya dua hal tersebut turut memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat ke depannya.
Dinamika tersebut justru terhambat jika calon wakil rakyat hanya mempertontonkan narasi saling sindir sesama politisi dan mengambil sisi-sisi kelemahan yang dimiliki satu sama lain.
Sebagai calon wakil rakyat seharusnya beradu argumen kebangsaan dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara fakir miskin, karena dua hal itu merupakan amanat konstitusi yang mesti diaplikasikan wakil rakyat yang memiliki wewenang yang konkrit bagi masyarakat Indonesia. ***
