Perubahan Sosial pada Budaya Digital dalam Aspek Pendidikan Selama Pandemi Covid-19

 

Penulis : Hesti Gustini, Nova Rizka Fauzy, Lukman Nulhakim, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah mendorong penetrasi teknologi yang terus-menerus pada media sosial, namun merambah pula pada berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari.

Pada bidang pendidikan juga ikut mengalami prubahan model pembelajaran digital (Muskania & Zulela MS, 2021). Akibat pandemi, berbagai institusi pendidikan dituntut menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau secara daring sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran virus.

Karena virus tersebut dapat mudah menyebar pada ruangan yang tertutup atau ruangan tidak cukup memiliki ventilasi (Morawska et al., 2020). Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga dilakukan di berbagai negara seperti Amerika Serikat (Strickland et al., 2021), Selandia Baru (Wake et al., 2020), Mesir (Wake et al., 2020), bukan hanya di Indonesia.

Pada kondisi ini memaksa setiap institusi pendidikan serta pengajarnya berusaha untuk tetap terus memberikan layanan pendidikannya melalui cara yang aman dan nyaman bagi peserta didiknya. Peserta didik melaksanakan sekolah dengan pembelajaran secara daring di rumah dengan pendampingan orang tua dalam proses pembelajaran.

Pemanfaatan media digital menjadi solusi atau alternatif yang dinilai efektif agar pendidikan tetap berjalan walaupun prosesnya melalui tatap maya. Media digital hakekatnya dapat mendukung proses pembelajaran e-learning atau suatu metode untuk menyampaikan pembelajaran menggunakan media komputer dan internet serta peserta didik masih dapat saling berinteraksi secara sosial mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru (Sugiono, 2021).

Akses belajar dapat dilakukan dimana saja dengan memanfaatkan media digital tanpa harus memutus komunikasi antara guru dan peserta didik serta orang tua dan guru.

Sehingga teknologi informasi dapat dikatakan telah mendorong terciptanya budaya digital yang dinamis. Oleh karena itu, budaya digital telah mengubah budaya tradisional yang kemudian mendorong bentuk baru berekspresi secara kreatif dan menawarkan persepektif baru untuk komunikasi antar budaya.

Perubahan lingkungan yang disebabkan munculnya pandemi ini menghadirkan implikasi positif dan negatif sekaligus. Implikasi negatif di antaranya adalah masyarakat kehilangan pekerjaan dan pendapatan sehingga perekonomian menurun, masyarakat merasa khawatir dengan penyebaran virus ini yang begitu cepat penularannya menyebabkan selalu menjaga kesehatan tubuh, dalam bidang pendidikan yaitu proses belajar mengajar dilaksanakan secara daring. Sementara itu implikasi positifnya adalah adanya perubahan budaya masyarakat yang begitu cepat dalam penggunaan teknologi digital.

Selain itu, Negara Indonesia memiliki jumlah warga usia produktif (15-60 tahun) mencapai 68,75% dari total populasi tahun 2020 (Katadata.com, 2019). Dengan kata lain, masyarakat produktif banyak menggunakan peralatan teknologi digital yang akhirnya membentuk gaya hidup digital dan juga mempengaruhi perilaku hidup masyarakat. Budaya hidup ini disebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan melalui teknologi informasi dan komunikasi. Farley (1990:626) mengungkapkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, relasi sosial, lembaga sosial dan struktur sosial dalam periode tertentu.

Perubahan Sosial dalam Pendidikan
Perubahan sosial yang kita rasakan sekarang ini dikarenakan adanya wabah penyakit covid-19 muncul di dunia sehingga membuat tananan kehidupan dunia mengalami krisis ketidakpastian. Salah satu bentuk perubahan sosial akibat pandemi adalah Modernisasi. Dimana Modernisasi ini adalah perubahan yang sudah terarah dan didasarkan pada perencanaan (social planning).

Artinya modernisasi yang kita alami adalah termasuk ke dalam suatu bagian dari adanya perubahan sosial yang terencana. Dimana merupakan sebuah dasar dari seluruh bangsa, negara dan masyarakat yang ada di dalam dunia tersebut, yang selalu secara tidak sengaja dilibatkan di dalamnya, walaupun cepatnya dan arah perubahan tersebut beda pada satu masyarakat dan masyarakat yang lainnya. Pada suatu proses modernisasi ini sangatlah luas, sehingga hampir tidak dapat di batasi oleh ruang dan waktu meliputi aspek sosial, ekonomi, komunikasi, politik, budaya dan sebagainya (Ellya Rosana, 2011).

Dunia pendidikan pun tak luput dari perubahan sosial tersebut. Dimana dunia pendidikan mengalami modernisasi pada dunia digital. Perubahan itu terlihat dari kegiatan belajar mengajar yang dulunya dilaksanakan secara langsung dengan tatap muka di dalam kelas, orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah dan berinteraksi di sekolah baik dengan guru ataupun warga sekolah lainnya.

Dalam masa pandemi ini, peserta didik melakukan kegiatan belajar secara mandiri dari rumah yang kita kenal dengan daring, orang tua terutama ibu mendampingi anaknya belajar secara online dengan menggunakan teknologi digital.

BI Banten

Diantaranya adalah handphone, tablet, laptop dan komputer.

Perubahan sosial sebagai dampak pandemi, sebagaimana perubahan sosial secara cepat lainnya, pun menghadirkan beragam masalah kultural (cultural lag). Masalah dominan berupa keterbatasan akses (seperti akses terhadap listrik, perangkat digital maupun koneksi internet), maupun lambatnya adaptasi individu (seperti kegagapan pengajar sampai dengan menurunnya prestasi dan semangat belajar siswa) (Putri et al., 2020).

Sebagaimana diungkapkan oleh Soejono Soekanto (1992:367) mengungkapkan bahwa keharmonisan masyarakat (social equilibrium) merupakan kondisi yang diharapkan, saling berfungsi serta saling mengisi diantara lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat. Dalam hal ini adalah lembaga keluarga dan lembaga pendidikan saling bekerjasama di masa pandemi covid-19 melalui budaya digital.

Tentu saya pada awalnya masyarakat merasa belum siap dengan penyesuaian kebiasaan dan prilaku hidup baru di era new normal namun lama-kelamaan kebiasaan itu telah membudaya di dalam diri masyarakat akibat pandemi covid-19.

Dari pemaparan tersebut, baik secara sosiologis keadaan itu dapat dikatakan sebagai culture shock yaitu goncangan kebudayaan yang disebabkan perubahan lingkungan akibat pandemi covid-19 yang terjadi di tengah masyarakat. Berkembangnya budaya digital diharapkan adanya penyesuaian terhadap kurikulum pembelajaran.

Yang akhirnya menjadi kebiasaan individu dalam literasi digital pada proses belajar mengajar. Dengan begitu perubahan sosial dan pendidikan di masa pandemi covid-19 menunjukkan perubahan budaya digital dalam proses belajar mengajar.

Budaya Digital dalam Aspek Pendidikan Selama Masa Pandemi
Raymond Williams (2015, 49-54) mengungkap bahwa kata culture (kebudayaan) merupakan salah satu kata paling kompleks dalam bahasa inggris. Ia mengungkap bahwa penggunaan kata kultur tidak memiliki keseragaman pemaknaan di berbagai negara, disiplin ilmu, maupun dalam praktik sosial. Williams melihat penggunaan terminologi kebudayaan terkait dengan cultivation (kultivasi), yaitu bagaimana aktivitas manusia dalam beternak, bertani, maupun menjalankan ritual.

Selanjutnya kultur mengandung makna penanaman nilai-nilai sosial kepada individu melalui pendidikan, yang melahirkan istilah “berbudaya” dan “tidak berbudaya”. Kultur secara makro juga memiliki makna sebagai civilization (peradaban) masyarakat secara luas. Selain itu kultur juga berkaitan erat dengan folk culture (budaya rakyat) dan national culture (budaya nasional) (Sutrisno 2015). Pemikiran Williams terlihat lebih jelas pada karyanya Culture is Ordinary (1958), dimana Ia menyatakan bahwa budaya tidak terbatas hanya pada high culture (budaya tinggi) namun juga keseluruhan aktivitas biasa dalam kehidupan manusia.

Secara ringkas budaya dalam pemikiran Williams dapat berarti sebagai kebiasaan individu, karya artistik, pembangunan intelektual, spiritual, dan estetis (pendidikan), dan lebih luas sebagai keseluruhan kebiasaan, cara pandang dan cara hidup masyarakat dalam menjalani aktivitas keseharian.
Sebagaimana diungkap Daniels (2014, hal. 6) bahwa dalam sosiologi kita terlibat dalam studi tentang pola perilaku manusia, dan internet mengubah pola perilaku manusia tersebut.

Jadi, pada tingkat keingintahuan intelektual yang paling dasar, sosiolog memiliki kewajiban untuk melihat apa yang terjadi dengan internet dan bagaimana kondisi tersebut mengubah banyak hal. Secara metodologis, ada beberapa cara internet dan teknologi digital yang sangat menarik dapat menghidupkan penelitian sosiologis standar.

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa dampak dari pandemi Covid-19 pada bidang pendidikan yaitu aktivitas pembelajaran terpaksa melalui jaringan dengan memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, teknologi menjadi bagian yang berperan penting dalam menunjang proses pembelajaran daring. Berkaitan dengan hal tersebut (Bušelić, 2017) mengemukakan bahwa inti dari proses pembelajaran daring adalah bagaimana cara memilih metode pembelajaran yang tepat dengan didukung oleh teknologi yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran jarak jauh.

Dengan kata lain teknologi berperan sebagai media interaksi serta transfer informasi terkait pembelajaran dalam proses pembelajaran daring.
Pemanfaatan media digital menjadi solusi yang tepat agar proses pembelajarana tetap berjalan seperti biasanya. Peran media digital pada hakekatnya mendukung e-learning atau metode untuk menyampaikan pembelajaran melalui komputer dan jaringan internet yang dapat mendukung peserta didik untuk saling berinteraksi secara sosial dan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru (Sudarmoyo, 2020).

Berbagai macam platform disediakan untuk mempermudah proses pembelajaran jarak jauh, diantaranya zoom meeting, google meet, google classroom yang mempermudah guru dalam melakukan pembelajaran walaupun dilakukan secara daring, dengan mengoptimalkan berbagai platform seperti, google document sebagai media dalam melakukan forum diskusi online, melakukaan submit ujian melalui google form, serta pengadaan kuis melalui website ataupun aplikasi. Selain itu media digital yang relevan digunakan pada masa pandemi yakni podcats.

Dalam proses pembelajaran daring pasti akan ada hambatan yang menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan peserta didik, terkait dengan akademik, meliputi nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, serta sarana dan prasarana terkait teknologi. Dengan demikian, perkembangan budaya digital dipengaruhi oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat dihimbau dapat mengoptimalkan teknologi digital dengan tetap menekankan pada nilai-nilai dalam kehidupan berbudaya, berbangsa dan bernegara.

Dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi saat pembelajaran jarak jauh pada kondisi pandemi Covid-19 diharapkan mendorong pada peningkatan literasi teknologi yang menghasilkan kebiasaan baru dalam proses pembelajaran di masa yang akan datang. Dengan begitu perubahan sosial dan pendidikan di masa pandemi covid-19 menunjukkan perubahan budaya digital dalam proses pembelajaran. ***

KS Anti Korupsi
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien