Balita Penderita Gizi Buruk di Labuan Pandeglang Belum Dapat Perawatan Khusus

 

PANDEGLANG – Warga Kampung Cigondang Laba, RT/RW 02/08, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Zihan Humaeroh usia tujuh bulan penderita Gizi Buruk belum ada penanganan khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Jumat (03/02/2023).

Hal tersebut dibuktikan tidak ada asesmen atau pendampingan dari tenaga medis dari puskesmas setempat.

Maesaroh ibu kandung Zihan Humaeroh mengatakan dari penyakit anaknya sampai saat ini belum ada penanganan khusus atau bantuan kesehatan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

“Semenjak anak saya sakit, belum ada perhatian dari pemerintah Desa, Kecamatan maupun Pemkab Pandeglang,” ujar orang tua Zihan saat ditemui di kediamannya pada Jum’at, (03/02/23).

Lanjut, Maesaroh menyampaikan bahwa dia pernah membawanya ke Puskesmas Labuan untuk mendapatkan pelayanan medis dengan biaya seadanya, dan hasil dari pemeriksaan di Puskesmas (Zihan-red) divonis gejala gizi buruk oleh pihak medis.

“Saya membawanya ke Puskesmas Labuan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan pelayanan umum dikarenakan kami tidak memiliki BPJS Kesehatan,” singkatnya

Kartini dprd serang

Masih kata ibu kadung Zihan, ia berharap besar anaknya mendapatkan bantuan penangan medis dari Pemkab Pandeglang untuk perawatan kesehatan yang layak seperti dirasakan anak pada umumnya.

“Anak saya sakit, tiap hari, tiap malam selalu nangis. Mungkin merasakan kesakitan saya mohon kepada Pemerintah untuk bantu,” ungkapnya.

Lebih jauh dia menjelaskan bukan tidak mau membawanya lagi ke puskesmas, namun pihaknya sudah tidak memiliki biaya. Jangankan untuk berobat untuk kebutuhan sehari-hari aja tidak mencukupi.

“Kalau suami saya kerjanya berjualan es keliling dan itu milik orang lain.Jika berjualan es keliling itu sudah laku dijual, hasilnya juga nanti dibagi dua sama pemilik es keliling, paling bisa membawa uang ke rumah itu sehari dua puluh lima ribu,” ungkapnya

Atik nenek dari (zihan-red) hanya bisa mendoakan agar cucu nya bisa sembuh kembali, karena untuk membawa ke Puskesmas belum memiliki biaya, karena melihat orang tuanya juga setiap hari hanya bisa berjualan es keliling.

“Keseharian keluarganya itu berjualan es keliling dan itu juga milik orang lainnya, jika dapat penghasilan lima puluh ribu, itu bisa dibagi dua sama pemiliknya es tersebut,” tuturnya.

Sementara itu, Dokter Akbar Mulki Spesialis Umum dari pihak Puskesmas Labuan menyampaikan bahwa untuk penanganan gizi buruk itu diharuskan penanganan khusus, biasanya untuk di desa setempat itu ada Bidan Desa yang tugasnya menangani adanya permasalahan tentang kesehatan.

“Dimana untuk sekarang itu di setiap desa ada tim penanganan kesehatan,” katanya. (*/Oriel/Gus)

Polda