Batu Menyerupai Gajah Diduga Patung Ganesha Ditemukan Warga di Pandeglang
PANDEGLANG– Warga Kampung Pamatang, Desa Mekarwangi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang dihebohkan dengan penemuan batu yang diduga merupakan patung berbentuk kepala gajah di sebuah areal pesawahan milik salah seorang warga pada Jumat (28/5/2021).
Benda yang diduga patung ganesha tersebut berada di pinggiran sawah dengan diameter diperkirakan mencapai 1,5 meter. Pantauan di lokasi, saat ini lokasi tersebut sudah dilakukan sterilisasi dengan memagarinya dengan tali.
Mengetahui informasi tersebut, tim pecinta sejarah dari Yayasan Balaputra Salakanagara pun langsung bergegas ke lokasi guna memastikan penemuan tersebut.
Salah satu tim Yayasan Balaputra Salakanagara, Dadan Nurdiansyah mengatakan, jika sebetulnya penemuan batu yang diduga berasal dari zaman kerajaan di lokasi tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 2020 lalu. Saat itu ditemukan batu menyerupai patung lingga yoni dan patung menyerupai bagi gajah.
“Pertama itu ditemukan lingga yonu, yang orang sini menyebutnya tugu. Pas kita gali seperlunya, ternyata ada (ditemukan) baby ganeshanya, dan batu menyerupai gajah, dan kita pun memperluas pencarian,” ucap Dadan kepada awak media, Jumat (28/5/2021).
Ia menduga, jika ketiga batu yang menyerupai artefak itu kemungkinan berumur 1.800 tahun, dan merupakan peninggalan para penganut agama hindu shiwa pada zaman dulu.
Namun, ditegaskan Dadan, jika penelitian terkait batu-batu yang diduga artefak zaman kerajaan dulu tersebut masih terus dilakukan. Hal itu untuk memastikan kebenaran batu tersebut apakah merupakan sebuah patung yang memiliki keterkaitan dengan Kerajaan Salakanagara yang pernah eksis di tanah Banten pada abad ke-2.
“Penelitian masih kita lanjut, diperkirakan batu ini zamannya era klasik atau sekitar 1.800 tahun lalu. Tapi kita dalami lagi, apakah ini ada kaitannya dengan Kerajaan Salakanagara,” ujarnya.
Meski begitu, disampaikan Dadan, jika warga setempat biasa menyebut lokasi penemuan sejumlah batu yang diduga artefak zaman dulu sebagai Situs Gajah Gumarang. Hal itu lantaran leluhur warga setempat percaya akan mitos dari Gajah Gumarang dan Gajah Barunang yang hingga saat ini masih melekat diingatan tetua di Kecamatan Saketi.
“Kalau di sini bukan patung ganesha yang dikenalnya tapi gajah gumarang,” ujarnya.
Sementara itu, sang pemilik lahan, Yahya mengaku, jika dirinya sama sekali tidak mengetahui bahwa batu yang berada di sekitar areal pesawahan miliknya merupakan benda-benda artefak peninggalan kerajaan zaman dulu. Karena dirinya hanya mengira kalau batu tersebut merupakan batu biasa yang kerap ada di sekitaran areal pesawahan.
“Saya sih gak tau itu patung ganesha katanya, saya taunya batu congcot aja,” ucapnya.
Usai mendapat penjelasan dan pengarahan dari tim pemerhati sejarah, diakui Yahya, jika saat ini pun dirinya mempersilahkan lahan miliknya untuk disterilisasi guna kebutuhan penelitian dari para pakar sejarah.
“Kalau saya tau itu batu ganesha, dari dulu gak bakalan saya injak kali. Pasti saya bersihkan,” ungkapnya sedikit berkelakar. (*/YS)