Diduga Tanah Timbul di Muara Cibama Menjadi Penyebab Banjir

 

PANDEGLANG – Warga Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang Banten mengeluhkan tanah timbul di Muara Sungai Cibama, pasalnya keberadaan tanah timbul tersebut acapkali menyebabkan air sungai Cibama meluap sampai ke pemukiman.

Salah seorang warga Desa Margagiri, Tatang Suharja (38), memperkirakan luas tanah timbul di Muara Sungai Cibama saat ini telah mencapai 12 hektar.

“Keberadaan tanah timbul di muara Cibama sering menyebabkan banjir ketika hujan lebat, dan nelayan kami di Desa Margagiri ini kesulitan untuk menempuh ke laut,” ungkap Tatang, warga Kampung Kadu Kilampung kepada Fakta Banten, Senin, (10/1/2022).

Lanjut Tatang menceritakan, sebelum ada sodetan di Sungai Cibungur (Cilemer) di Tegal Papak, daerah tempatnya tinggalnya memang sering mendapatkan banjir kiriman.

“Tapi untuk sekarang banjirnya malah dari air sungai Cibama sendiri yang meluap,” tuturnya.

Padahal sebelum ada tanah timbul di Muara Cibama, air Sungai Cibama belum pernah meluap.

Ia menjelaskan bahwa pernah melakukan audiensi dan memberikan saran pada pihak PLTU Banten 2 Labuan supaya dilakukan normalisasi di Muara Cibama.

Ia memperkirakan awal proses terbentuknya tanah timbul di Muara Cibama sekitar tahun 2010, bersamaan dengan diresmikannya PLTU Banten 2 Labuan.

Dan dirinya menduga, keberadaan PLTU Banten 2 Labuan telah merubah arah arus laut di sekitar perairan laut dan Muara Cibama, yang sampai akhirnya membentuk tanah timbul tersebut.

“Semenjak adanya PLTU dari tahun 2010, pendangkalan itu terus membesar dan meluas. Kami juga telah memberikan saran ke pihak PLTU, kalau tidak salah pada tahun 2017, sebelum besar seperti sekarang,” ungkapnya.

“Mudah-mudahan pihak PLTU Banten 2 Labuan lakukan normalisasi, dan membuat jalur air dari kali Cibama ke laut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Margagiri Randhy Suharta, ketika dikonfirmasi perihal keberadaan tanah timbul di Muara Cibama, mengaku bahwa pihaknya tidak mengetahui bagaimana proses tanah timbul tersebut terbentuk.

“Saya tidak bisa memberikan jawaban atau pendapat bagaimana dataran timbul di Muara Cibama itu, apa karena pengaruh dari keberadaan PLTU atau bukan. Karena saya tidak punya data dan bukan ahlinya,” ungkapnya.

Akan tetapi, dirinya menjelaskan bahwa keberadaan tanah timbul di Muara Cibama, berdampak banjir kepada 4 Kampung yang berada di Desa Margagiri ketika debit air sungai Cibama meningkat.

“Jadi kalau waktu dulu itu banjir karena luapan sungai Cibungur, tapi kalau sekarang dari Sungai Cibama ketika debit air hujan dari gunung tinggi, jadi karena sedimentasi (di muara-red) air tidak tertampung di muara yang menyebabkan Kampung Bama Hilir, Kadu Kilampung, Komplek BTN Margagiri, Tegal Panjang rawan banjir,” ujarnya.

Terakhir dirinya berharap, semoga Pemerintah Kabupaten Pandeglang dapat melakukan normalisasi di Muara Sungai Cibama.

“Karena kalau dinormalisasi (di Muara Cibama-Red) bisa memperlancar arus Sungai, jadi banjir-banjir di setiap tahun, bisa berkurang. Tapi kalau reboisasi, jangan di sekitar muara Cibama karena malah akan menjadi permanen sedimentasinya, kalau bisa di sepanjang kanan kiri sungai Cibama. Terutama di bagian belokannya,” imbuhnya.

Ia menambahkan, belum ada pemilik tanah timbul di Muara Cibama tersebut.

“Kalau secara administrasi di Desa belum ada kepemilikan, karena namanya juga tanah timbul. Tapi kalaupun sudah ada yang menanami, itukan harus ada hak guna lahan atau surat-suratnya,” pungkasnya. (*/Fani)

Honda