Melebihi Kapasitas, Pengungsi Dari Posko Radio Krakatau Dipindahkan ke Karabohong
PANDEGLANG – Sebagain pengungsi asal warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang yang terdampak bencana tsunami dari posko yang berada di Desa Labuan, tepatnya di halaman samping stasiun radio krakatau di pindahkan ke Majlis Ta’lim Al-Ikhlas Kampung Karanbohong, Desa Cigondang, Labuan, hal itu dilakukan karena pengungsi di posko tersebut melebihi kapasitas.
Rizal, Satpol-PP Kecamatan Labuan mengatakan, sebagian pengungsi dari posko yang berdekatan dengan radio krakatau di pindahkan ke Majlis Ta’lim Karabohong ini karena di sana (posko krakatau) terlalu banyak. Maka untuk memberikan kenyamanan kepada para pengungsi, akhirnya sebagian di pindahkan.
“Supaya lebih leluasa, maka sebagian pengungsi di posko krakatau kami pindahkan ke Majlis Ta’lim ini,” ungkapnya, Kamis (27/12/18) malam.
Di Majlis tersebut lanjut Rizal, tempatnya lebih luas dan memiliki halaman yang luas pula. Sehingga anak-anak kecil yang mengungsi bisa bermain dan lebih leluasa. Adapun pengungsi yang di pindahkan ke tempat tersebut, sekitar kurang lebih 50 jiwa.
“Tempat ini punya halaman yang luas. Jadi anak-anak bisa lebih ceria dan leluasa saat bermain,” katanya
Di tempat yang sama, pengurus Majlis Ta’lim Al-Ikhlas Tarogong, Titi mengaku sangat menerima dengan ikhlas kalau Majlisnya dijadikan tempat pengungsian warga yang terkena dampak tsunami. Ia juga mengaku, Majlis Ta’lim itu memiliki kapasitas 100 orang lebih.
“Tidak apa-apa saya ikhlas. Kasian para warga yang terkena musibah bencana itu, mereka (pengungsi, red) kehilangan tempat tinggalnya akibat tsunami yang terjadi beberapa hari lalu,” ujarnya
Di temui di lokasi, salah seorang pengungsi dari Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kursin mengaku, sangat berterimakasih kepada pengurus Majlis Ta’lim yang sudah menerima dirinya dan warga yang lain untuk mengungsi di tempat tersebut. Karena akibat bencana tsunami yang melanda wilayahnya, ia harus kehilangan tempat tinggalnya.
“Rumah kami hancut akibat tsunami. Kini kami tidak punya tempat tinggal,” ucapnya dengan nada sedih.
Ia menambahkan, di tempat pengungsian yang baru bisa lebih nyaman. Karena di dalam bangunan, sehingga ketika ada hujan tidak terlalu kedinginan.
“Selain itu, halamannya luas dan anak-anak kami bisa bermain,” katanya
Saat ditanya apakah sudah mendapatkan bantauan atau belum. Dirinya mengaku, kalau bantuan makanan dan pakaian cukup banyak, namun ia hanya berfikir harus sampai kapan tinggal di tempat pengungsian seperti itu.
“Akeh mas (banyak mas) kalau bantuan mah,” pungkasnya. (*/Achuy)