Mengenaskan, ART Asal Sobang Pandeglang Alami Sakit Hingga Meninggal Saat Bekerja di Jakarta
PANDEGLANG – Salah seorang Asisten Rumah Tangga (ART), yang berasal dari Kampung Bojen Kulon, Desa Bojen, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, kondisinya sangat mengenaskan, dikarenakan telah mengalami kesakitan saat bekerja di wilayah Jakarta Pusat.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun oleh faktabanten.co.id bahwa kondisi Asisten Rumah Tangga (ART) telah mengalami sakit dan terluka di bagian sekujur tubuh, saat pulang dari tempat ia bekerja yakni di wilayah Jakarta Pusat.
Badrudin, Kepala Desa (Kades) Bojen, Kecamatan Sobang, membenarkan bahwa Nunung Nurafifah (28) Warga Kampung Bojen Kulon, Desa Bojen, Kecamatan Sobang.
Ia bekerja di wilayah Jakarta Pusat sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).
“Betul itu warga kami sesuai yang beredar pada video dan poto, warganya ini mengalami sakitnya itu dari Jakarta. Kebetulan dia itu sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta tempat dia bekerja,” kata Kades Bojen saat ditemui di rumahnya, Kamis, (7/11/2024).
Selanjutnya, Kades Bojen menyampaikan, kondisi pulang ke rumah dari Jakarta Pusat tempat ia bekerja di antarkan oleh orang yang pertama membawanya bekerja, namun setelah itu pulang dan berangkat lagi ke Jakarta.
“Ia bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jakarta, bahkan dari pihak majikannya itu menghubungi pihak sponsor yang membawanya bekerja, bahwa ART tersebut mengalami sakit,” terangnya.
Selain itu, Kades Bojen juga mengatakan, bahwa warganya yang bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga di Jakarta, saat tiba di Puskesmas Panimbang dengan keadaan kondisi sudah mengenaskan, kemudian setelah pihak keluarga datang untuk menjenguknya namun tidak lama itu meninggal dunia.
“Karena dikabarkan sakit, warganya itu tidak langsung diantarkan ke rumah melainkan ke Puskesmas Panimbang dulu untuk mendapatkan perawatan medis, ketika kami datang ke Puskesmas untuk menjenguk namun kondisinya terlihat sudah parah kesakitan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, bersama pihak Medis, Kepolisian juga menawarkan untuk dilakukan autopsi terhadap warga tersebut, karena untuk menentukan penyebab dari pada kematian itu, karena pasien datang dengan kondisi yang sudah parah, salah satunya apa lagi melihat kondisinya seperti terlihat di vidio yang beredar seperti itu.
“Kita perlu autopsi, kemudian beserta tim medis dan kepolisian mengajukan ke pihak keluarga untuk meminta izin bagaimana kalau dilakukan tindakan autopsi, dan dari pihak keluarga menyatakan untuk tidak di autopsi,” tuturnya.
Menurutnya, bahwa diketahui warganya itu kerja di wilayah Jakarta Pusat, bekerja kesana itu awalnya ada yang membawanya orang Kecamatan Cigeulis.
“Warganya itu bekerja kurang lebih sekitar satu tahun,” singkatnya.
Warganya itu bekerja di Jakarta Pusat sebagai asisten rumah tangga, dipulangkan warganya itu dari Jakarta, dikarenakan majikannya menghubungi sponsornya, kebetulan itu sponsor lagi ada di perjalanan dan langsung ke Jakarta untuk menjemput nya.
“Jadi dibawa ke Puskesmas Panimbang itu tidak menggunakan Ambulance dari Jakarta melainkan menggunakan kendaraan mobil travel, dijemputnya itu pada Rabu, 6 November 2024, dan datang kesini itu Kamis, 7 November 2024,” jelasnya
Kedatangan kesini itu pagi, namun dibawa ke wilayah sumur dulu, karena disitu yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP), alamatnya Kampung Bojen Kulon, dikirain ujung kulon.
“Karena mungkin supir travel tidak tahu alamat sebenarnya, dia nganterinnya ke wilayah Sumur dan balik lagi di anterin ke Puskesmas Panimbang, saat itu kondisinya sudah parah mengenaskan, tapi masih sadarkan diri, namum tidak dapat berkomunikasi dan akhirnya meninggal dunia,” tandasnya.
Masduki, orang tua korban yakni Nunung Nurafifah (28) menyampaikan, awalnya anaknya itu memberi kabar bahwa sedang sakit, dan meminta untuk dibeliin obat sakit panas dingin, anaknya itu bekerja di Jakarta lumayan sudah cukup lama.
“Lumayan lama anak saya bekerja di Jakarta, dan itu juga bekerja melalui sponsor dari Merapat wilayah Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang,” terangnya.
Adapun soal anaknya meninggal di Puskesmas Panimbang, memang dari pihak Medis dan Kepolisian juga menawarkan untuk dilakukan autopsi.
“Anak saya meninggal di Puskesmas Panimbang, bahkan kami juga dari pihak keluarga ditawarkan oleh pihak medis dan kepolisian, agar dilakukan autopsi namun kami menolaknya untuk tidak di autopsi,” ujarnya.
Ibu Kandung Nunung Nurafifah saat mendengar anaknya sakit dan melihat video dan poto nya langsung mengalami sok, kaget. Tadi pagi mendengar bahwa anaknya itu sudah ada di UGD Puskesmas Panimbang.
“Pihaknya juga mendapatkan informasi terkait anaknya ada di UGD Puskesmas Panimbang itu dari Bu Lurah istri Kades Bojen dan menyampaikan ke Pak RT terus ke saya selaku ibu kandungnya,” katanya.
Memang anaknya itu bekerja sudah lumayan cukup lama, komunikasi pun dengan pihak keluarga tetap lancar, namun ada kabar lagi bahwa anaknya itu lagi sakit panas dingin dan ada bintik-bintik merah pada bagian seluruh tubuh.
“Biarpun pihaknya mengetahui pada bagian sekujur tubuh anaknya mengalami luka lebam memang itu mencurigakan, tapi saya kan tidak tahu yang sebenarnya,” ungkapnya.
Namun pihak keluarga meminta kebijakan dari pihak sponsor atau majikan yang memberikan pekerjaan tersebut sebagai asisten rumah tangga di Jakarta.
“Memang dari pihak medis dan kepolisian juga datang ke rumah kami menawarkan anaknya agar dilakukan autopsi, namun kami tidak mau anak kami diautopsi,” jelasnya.
Nunung Nur Lia warga Kampung Marapat Buruluk, Desa Karyabuana, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, bahwa saat mendapatkan telepon dari majikan Nunung Nurafifah tempatnya bekerja, pihaknya langsung mendatangi majikan ke Jakarta, akan tetapi kaget ketika melihat Asisten Rumah Tangga (ART) dalam keadaan kesakitan dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya dan ada luka-luka dibagian sekujur tubuhnya.
“Apa yang terjadi terhadap ART, dan kenapa tidak menggunakan dalaman terus kenapa ini berdarah dan luka memar, gak tahu itu mah penyakit bu, sudah bu bawa pulang saja, jawab majikannya di Jakarta,” katanya saat ditemui dikediamannya pada Jum’at (8/11/2024)
Bahkan ART mengeluarkan bau tidak sedap, dan majikan juga menyuruh cepat-cepat untuk membawa ART pulang. Memang saat ART bekerja itu pihaknya yang mengantarkan ke orang yang membutuhkannya.
“Saat dilakukan penjemputan ke Jakarta tempat ART bekerja, kondisi ART itu mulutnya sudah penuh dengan darah dan sudah tidak bisa diajak berbicara,” terangnya.
Untuk permintaan ART lumayan cukup banyak dan itu tidak melalui perusahaan, melainkan perorangan dan pihaknya mendapatkan jasa mengantarkan ART biarpun nilainya tidak seberapa tapi lumayan.
“Kita tidak jual beli orang, melainkan hanya meminta jasa kepada orang yang membutuhkan ART,” tuturnya
Profesi yang dijalankan ini sudah cukup lumayan lama, bahkan sampai saat ini juga masih menjalankan profesi tersebut ketika ada orang yang membutuhkan ART, pihaknya akan mencarikan sesuai dengan kebutuhan permintaan.
Biasanya ART maupun majikan itu ada komunikasi dengan saya kalau ART itu ada yang sakit, tapi ini tidak ada pemberitahuan sebelumnya terkait kondisi ART,
“Kejadian tersebut baru kali ini terjadi, mungkin ini karena yang ke dua kali ART itu berangkat tapi gak menghubungi saya mungkin gak enak atau apa saya tidak tahu sampai separah ini, biasanya kalau ada ART yang merasakan sakit pasti menghubungi saya tapi ini tidak,” ungkapnya.
ART ini berangkat yang ke dua kalinya, tapi tidak melalui dirinya melainkan langsung menemui majikanya tempat ia bekerja, adapun gaji yang di dapat oleh ART itu rata-rata Rp. 2,2 juta hingga Rp. 2,5 juta per bulannya.
Pihaknya tidak menawarkan ART kepada pihak majikan, melainkan pihak-pihak yang membutuhkan itu dipastikan akan menghubungi, pihaknya akan mencarikannya disini untuk dibawa ke Jakarta untuk dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga.
“Untuk penghasilan para ART cukup lumayan, karena saya disini hanya mencari ART, tapi majikan yang menghubungi saya itu pun berdasarkan kebutuhan majikan juga yang meminta dan bukan saya yang menawarkan,” paparnya. (*/Riel).