Ribuan Hektare Sawah di Pandeglang Terancam Kekeringan
PANDEGLANG – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang menyebutkan bahwa ribuan hektare sawah tadah hujan di Kabupaten Pandeglang saat ini terancam mengalami kekeringan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 22 ribu hektare sawah tadah hujan di Kabupaten Pandeglang terancam mengalami kekeringan.
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pandeglang menunjukkan, ancaman kekeringan ini disebabkan oleh peralihan musim dari penghujan ke kemarau yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Nasir Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pandeglang mengungkapkan, ribuan hektare lahan sawah pertanian di Pandeglang terancam kekeringan akibat musim kemarau yang mulai terjadi.
“Saat ini prediksi kemarau sudah masuk, dan laporan dari teman-teman juga sudah ada. Memang dari data yang sudah ada lebih dari 1.000 hektare lahan terdampak kekeringan” ungkapnya, Senin (19/8/2024).
Lanjut Kadis DPKP Pandeglang menyampaikan, ribuan hektare lahan sawah yang tersebar di 35 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, mengalami kekeringan dengan berbagai tingkat keparahan.
“Wilayah Pandeglang saat ini mengalami kekeringan ringan hingga berat,” terangnya.
Selain itu, Nasir menjelaskan, pihaknya bergerak cepat untuk mengatasi ancaman kekeringan yang melanda ribuan hektare lahan pertanian.
Bahkan ia telah melakukan penelusuran di semua titik yang terancam zona kekeringan.
“Langkah yang dilakukan termasuk menelusuri semua titik yang terancam kekeringan. Ini bukan hanya tugas Dinas Pertanian, akan tetapi juga tim dari pusat yang diketuai oleh Sekretaris Dirjen Perkebunan, serta Dinas Provinsi,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dalam menghadapi kekeringan, DPKP Pandeglang juga dibantu oleh 32 mahasiswa dari Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI) yang disebar ke 32 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
Para mahasiswa ini membantu menelusuri lahan kritis di wilayah tadah hujan agar tanaman dapat terlindungi dan tetap bisa dipanen.
Kadis DPKP Pandeglang berharap, upaya perlindungan terhadap tanaman ini dapat berhasil, terutama dengan dukungan program pompanisasi yang diturunkan langsung oleh Kementerian Pertanian.
“Program irigasi perpompaan ini adalah bentuk intervensi kami untuk meringankan beban petani agar tidak masuk dalam kategori kekeringan,” harapnya.
Menurutnya upaya lainnya yang dilakukan adalah mengidentifikasi semua potensi air permukaan, jika sudah ditemukan kemudian dihibahkan pompa itu ke lahan yang memang kekurangan air.
“Jika kalau sudah ada kita titipkan ada yang kita hibahkan ada yang dititipkan pompa lebih dari 500 unit kita sudah turunkan, bahkan terkahir kemarin 20 unit adalah limpahan dari Kabupaten Tangerang, nah ini semata-mata memang tadi untuk mengamankan tanaman yang ada, memang tugas kita adalah meningkatkan perluasan area tanam untuk menambah pundi-pundi produksi agar kita tidak krisis pangan itu harapan kita dan kondisi saat ini,” paparnya.
Ia menyebutkan zona kekeringan atau wilayah-wilayah yang kering di beberapa Kecamatan seperti Cikeusik sudah memasuki musim panen padi Angsana, Panimbang, dan beberapa Kecamatan yang lain termasuk wilayah yang memang ada di tol itu kemarin juga sempat kesana untuk memantau beberapa titik yang memang karena tidak ada sumber air.
“Ke depan mudah-mudahan kita bisa mengusulkan jaringan irigasi air tanah untuk wilayah-wilayah yang memang tidak memiliki sumber air permukaan,” pungkasnya. (*/Riel)