Loading...

Target Tanam Jagung 53 Ribu Hektar, Irna: Kita Suplai 16 Pabrik Pakan di Banten

IP UBP Suralaya HUT Cilegon

PANDEGLANG – Pemerintah Kabupaten Pandeglang di tahun 2018 ini kembali menargetkan luas tanam jagung pada tahun ini seluas 53.000 hektar. Dengan target sebesar itu, pemerintah ingin mengambil peran dalam mensuplai kebutuhan pakan di Provinsi Banten.

Hal itu diungkapkan Bupati Pandeglang, Irna Narulita dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan Pajale di Aula Kodim 0601 Pandeglang, Selasa (24/4;2018).

Menurut Irna, selama ini kebutuhan jagung untuk pabrik pakan di Banten kerap kali disupport dari daerah lain di luar Pulau Jawa. Padahal Banten memiliki daerah dengan produksi jagung yang besar.

“Selama ini kan ngambil dari Sulawesi, Gorontalo, Lampung. Kenapa tidak dari sini?” ujarnya.

Irna menyebutkan, kebutuhan jagung untuk 16 pabrik pakan di Banten mencapai 1.7 juta ton dalam satu tahun. Angka itu dipandang sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan oleh Pandeglang. Apalagi tahun ini, Pandeglang mendapat kepercayaan dari Kementerian Pertanian untuk menaman jagung lebih luas dari tahun lalu.

“Saya menekankan agar jangan dikasih kesempatan bagi daerah lain. Pandeglang harus menjadi mercusuar Banten, tidak hanya lumbung gabah, tetapi jagung juga tetap dipegang. Sekarang orientasinya lebih kepada mensuplai jagung untuk pakan ternak. Karena 16 pabrik pakan membutuhkan 1,7 juta ton jagung ternak dalam setahun,” terangnya.

Irna mengungkapkan, pihaknya meyakini target itu bisa tercapai. Soalnya, petani sudah memahami cara menanam jagung yang baik setelah tahun lalu dilakukan gerakan tanam jagung pertama kalinya di Pandeglang. Hasil panen tahun lalu, menjadi bahan evaluasi agar bisa menghasilkan jagung dengan kualitas lebih baik.

“Tahun kemarin kami pemain pemula, tetapi sudah hebat. Karena ditargetkan pemerintah sebesar 50.000 hektar dan bisa tercapai 48.000. Tadinya kan target tanam hanya sekitar 9.000 hektar. Jadi ini tahun kedua, kami sudah tahu kurang lebihnya,” imbuh Irna.

Keseriusan Irna dalam menembus pasar industri itu, karena jika dikalkulasikan dengan harga jagung per gram sebesar Rp3.000 dan dikali 50.000 ton jagung, maka akan menghasilkan Rp1.5 triliun.

“Itu kan hampir setengahnya APBD kita. Uang sebanyak itu akan beredar di masyarakat jadi saya tidak mau ini disia-siakan,” tandas Irna mantap.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pandeglang, Nasir mengatakan, tahun lalu para petani bisa mengeksekusi sekitar 48.000 hektar tanaman jagung. Akan tetapi hasilnya belum dapat diterima oleh pabrik pakan di Banten lantaran kualitas yang masih di bawah standar.

“Tahun kemarin memang kualitas belum sesuai standar seperti aflatoksin, kadar air berapa, kotoran berapa. Sementara di kami alat pasca panen masih terbatas. Dryer belum punya sehingga rata-rata hasil petani kadar airnya di atas 18%. Sedangkan pabrik mintanya di bawah 14%. Jadi hanya bisa ditampung oleh pabrik-pabrik dari Lampung dan Surabaya,” bebernya.

Untuk memperbaiki kualitas itu lanjut Nasir, pihaknya berupaya meningkatkan pemahaman kepada petani tentang peningkatan kualitas jagung pasca panen. Kemudian sejumlah sarana juga akan ditambah meliputi penambahan dryer dan berbagai alat lainnya.

“Maka harapan kami ke depan 16 pabrik pakan di Banten bisa ditembus. Jika kualitas bisa diperbaiki maka saya yakin harga juga akan naik,” tutupnya. (*/Gatot)

WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien