Tukang Ojeg Pengkolan Asal Pandeglang Naik Haji, Ini Caranya

DPRD Pandeglang Adhyaksa

PANDEGLANG – Bermodalkan keyakinan bisa menunaikan rukun Islam yang Ke 5, Endang Mulyana (45) warga kampung Kadupandak RT.04, RW 09 Kelurahan Pandeglang Kecamatan Pandeglang yang bekerja sehari-hari sebagai tukang ojek pengkolan akhirnya bisa berangkat ke tanah suci Mekah pada Selasa (31/7/2018) pekan datang.

Meski begitu, Endang Mulyana yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang ojek pengkolan tersebut harus berjuang sungguh-sungguh agar bisa mewujudkan mimpinya berangkat naik haji. Setidaknya butuh waktu hingga 10 tahun menabung dari sisa uang keperluan sehari-hari yang didapatkan dari ngojeg.

“Karena sudah niat dan keinginan kuat untuk bisa naik haji, akhirnya saya niatkan pada 10 tahun lalu untuk menabung dari uang sisa keperluan sehari-hari yang didapat dari ngojeg dan Alhamdulillah tahun ini saya bisa naik haji,” ungkapnya kepada Faktapandeglang.co.id.

Endang Mulyana mengaku bahwa memang tidak mudah untuk mewujudkan mimpinya tersebut, terlebih penghasilan sebagai tukang ojek relatif tidak tetap, karena jika sedang rame dia bisa mengantongi penghasilan sampai dengan Rp. 80.000 sehari, namun jika sepi pihaknya hanya mendapatkan Rp. 30.000.

Ditambah, Endang tidak seperti tukang ojek lainnya yang bisa ngojeg dari pagi hingga sore hari, Endang hanya bisa ngojeg dari pukul 06.00 hingga pukul 13.00 Wib. Karena Endang harus mengurus keperluan istri dan seorang anak seperti memasak, mencuci dan membereskan rumah. Karena istri endang saat ini mengalami kebutaan dan menderita sakit di kakinya sehingga pekerjaan dirumahnya pun harus dikerjakannya sendiri.

Loading...

“Penghasilan yang didapat sebetulnya tidak tentu, kadang kalau lagi rame saya dapat Rp. 80.000, tapi kalau lagi sepi paling Rp. 30.000, itu saya ngojeg dari jam 06.00 sampai dengan 13.00 Wib, saja, karena selepas jam 13.00, saya harus mengurusi keperluan anak dan istri saya, seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan keperluan lainnya saya harus kerjakan sendiri, karena istri saya sedang sakit (Buta-red)” ungkap Endang

Masih kata Endang, pihaknya harus pintar membagi waktu antara mencari nafkah dengan mengurus istri dan anaknya, karena pada 13 tahun lalu istrinya mendadak tidak bisa melihat.

“Sejak usia anak saya 3 Tahun, Istri saya sakit dan mendadak tidak bisa melihat. Sejak saat itulah saya harus pintar membagi waktu antara mencari nafkah dengan mengurus istri dan anak saya dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga,” imbuhnya.

Endang yang rencananya berangkat pada Selasa (31/7/2018), masuk dalam kloter 34 dan akan terbang ke tanah suci bersama 384 calon jemaah haji lainnya asal kabupaten Pandeglang, yang rencananya pemberangkatannya akan dilepas langsung oleh Bupati Pandeglang.

Sementara itu, Kadariah (50) istri endang mengaku tidak menyangka jika suaminya bisa menunaikan ibadah haji pada tahun ini, karena dirinya tidak pernah mengetahui jika suaminya tersebut rajin mengumpulkan uang agar bisa menunaikan ibadah haji. Karena menurutnya sosok suaminya tersebut sangat pendiam dan tidak banyak bicara.

“Saya mendapatkan informasi kalau suami saya mau berangkat haji itu dari orang lain, makanya saya kurang percaya, tapi lama kelamaan setelah saya tanyakan kepada suami ternyata kabar itu benar, dia bilang ongkos naik haji tersebut didapatkan dari hasil menabung dari sisa keperluan sehari-hari seperti sisa kebutuhan makan, jajan anak dan bensin. Ada seribu atau dua ribu dia tabungin,” ujarnya sambil mengusap air matanya karena bahagia. (Gatot)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien