Warga Cimanggu Tangkap Buaya di Sungai Cijaralang Pandeglang

 

PANDEGLANG – Warga Desa Tangkilsari, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang berhasil menangkap seekor buaya sepanjang 4,63 meter yang menerkam pemancing hingga tewas.

Buaya ditangkap oleh warga menggunakan peralatan seadanya karena pada hari Jumat, 18 Oktober 2024, sekira pukul 14.00 WIB seorang pemancing bernama Jana (50) warga Kampung Cisaat, Desa Tangkilsari, Kecamatan Cimanggu, hilang usai diterkam buaya di Sungai Cijaralang.

Sehari setelah kejadian tersebut, tepatnya Sabtu, 19 Oktober 2024, warga menggelar rapat untuk melakukan penangkapan terhadap buaya. Selanjutnya warga secara beramai-ramai mencari keberadaan buaya untuk ditangkap.

Akhirnya perjuangan warga membuahkan hasil pada hari, Rabu, 23 Oktober 2024, buaya yang dicari berhasil ditangkap dan akan diserahkan ke BKSDA Banten.

Buaya berhasil ditangkap setelah Ustadz Rahedi melayangkan sebuah tombak ke tubuh buaya di Sungai Cijaralang.

Penangkap Buaya Sungai Cijaralang Ustadz Rahedi mengatakan, kalau dirinya tidak ada rencana menangkap buaya itu.

“Pertanyaannya kenapa saya bisa terjun ke lokasi karena saya melihat video korban itu (korban meninggal dunia setelah diterkam buaya-red),” katanya kepada faktabanten.co.id, pada Rabu, (23/10/2024).

DPRD Cilegon Hari Santri

Selanjutnya, Ustadz Rahedi bertanya-tanya kepada masyarakat kapan akan melakukan penangkapan terhadap buaya. Saat itu entah kapan-entah kapan saja.

“Karena tidak ada kejelasan, terpaksa saya terjun karena antusias ingin melakukan penangkapan. Agar jangan sampai ada korban lagi,” ungkapnya.

Selain itu, keterangan dari warga setempat sudah banyak korban sebelumnya akibat di terkam buaya. Apalagi ini sudah korban jiwa baru terjadi empat hari lalu.

“Makanya saya terjun, sampai saya ngomong di depan anak saya itu kalau buaya yang ganas kayak begini ngorbanin jiwa banyak orang saya enggak akan pulang kalau buaya itu belum saya bawa. Saya terjun ke lokasi, antusias saja ingin menangkap tidak ada maksud apa-apa tapi ikhlas ridho dari hati saya,” paparnya.

Tidak hanya itu, Rahedi mengaku, berangkat jam 09.10 WIB, pagi sampe lokasi kurang lebih perjalanan selama 10 menit. Sampe lokasi dekat dari rumah anaknya.

“Saya memohon doa kepada Allah SWT, memohon supaya buaya yang ganas itu diberikan kepada saya. Itu harus saya bawa tolong secepatnya berikan kepada saya,” terangnya.

Menurutnya, kurang lebih setengah jam, syukur Alhamdulillah langsung muncul, dan tanda-tanda seperti sewaktu kejadian bahwa ada ciri disitu.

“Saya berangkat cuman lima orang, pas waktu siang-siang, banyak orang datang akhirnya penuh ada ratusan orang,” tuturnya.

Ustadz Rahedi juga menjelaskan, banyak orang datang menonton dan ada izin Allah SWT. Sehingga buaya itu muncul ke permukaan.

“Kalau tidak ada izin Allah SWT, tidak mungkin muncul seperti itu. Itu yang jelas tapi saya juga ada bagaimana cara menangkapnya saya bawa alat sebuah tombak, saya tumbak langsung sama sekali tidak ada perlawanan,” jelasnya.

Bahwa seekor Buaya dapat ditangkap setelah ditombak mengenai tubuhnya.

“Pakai alat khusus berupa tombak. Setelah ditombak itu kondisi buaya lemah barulah dapat ditangkap secara beramai-ramai,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolsek Cimanggu Iptu Supriadi membenarkan, masyarakat Cimanggu berhasil menangkap seekor buaya di Sungai Cijaralang.

“Yang nangkap masyarkat. Dan akan diserahkan ke BKSDA Banten,” ungkapnya.

Kapolsek Cimanggu juga menyampaikan, Buaya dapat ditangkap dan Alhamdulillah bisa diamankan tadi sekitar jam 13.30. Kemudian dievakuasi ke Desa Tangkilsari untuk menunggu tim dari BKSDA Banten.

“Kami sudah berkomunikasi dengan tim BKSDA dan sudah meluncur sedang dalam perjalanan. Teknisnya diserahkan oleh BKSDA dan pada saat ditemukan masih hidup dengan panjang 4,63 meter,” imbuhnya. (*/Riel)

Dindik HUT Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien