CILEGON – Hari Senin ini (17/7/2017) adalah hari pertama siswa kembali ke sekolah setelah melewati liburan panjang usai kenaikan kelas dan hari raya Idul Fitri. Hari ini juga sebagai penanda dimulainya tahun ajaran baru 2017/2018 sesuai Kalender Pendidikan.
Di Hari pertama ini tentu saja ada yang merasakan sekolah di tempat yang baru, yaitu anak-anak kelas satu di masing-masing jenjang pendidikan.
Baca Juga : Krakatau Steel Grup Bantu Dana Rehab Asrama Santri Ponpes Al-Khairiyah
Seperti di Kampus Peradaban Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon, ratusan siswa baru dari tingkatan TK, SDIT, Madrasah Diniyah, Sekolah Khusus, MTS, MA, SMA, dan SMK mengawali hari pertama mereka masuk sekolah dengan upacara bendera yang dilanjutkan dengan Halal Bihalal dan pengenalan lingkungan sekolah.
Khusus murid-murid baru di tingkatan MTs, MA, SMA, dan SMK, hari pertama masuk sekolah diwajibkan untuk mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dibina langsung oleh guru dan kakak kelasnya.

Ketua Panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Ahmad Munji mengatakan, setiap siswa baru wajib mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan hingga 4 hari kedepan.
“Hari pertama MPLS kami sederhanakan dulu, hanya ada materi pengenalan sekolah dan madrasah saja. Masih ada waktu empat hari kedepan yang tentunya akan diisi dengan sejumlah materi pembekalan siswa dan kegiatan yang menarik, diantaranya adalah ziarah ke Makam Pendiri Al-Khairiyah Brigjen KH Syamun,” kata Munji.
Selama kegiatan MPLS, Munji menjamin tidak akan ada perlakuan bullying atau kekerasan yang dilakukan oleh kakak kelas.
Baca Juga : Mendikbud: Tidak Boleh Ada Lagi Sekolah Favorit
Kepanitian MPLS terdiri dari pihak pengurus Yayasan Al-Khairiyah Citangkil dan dibantu oleh OSIS di masing-masing sekolah.
“Selama kegiatan MPLS yang paling penting adalah menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik. Serta menjadikan momen ini sebagai bentuk kaderisasi Al-Khairiyah dengan mengenalkan sejarah pendirian Al-Khairiyah dan spirit perjuangan Brigjen KH Syamun,” jelas Munji.
Menurut Munji, setiap siswa diwajibkan paham sejarah dan nilai-nilai Al-Khairiyah, dengan begitu secara tidak langsung akan membentuk karakter anak yang memiliki akidah dan ahlak yang baik. Sehingga sejarah dan nilai-nilai Al-Khairiyah akan menguatkan jati diri setiap kader Al-Khairiyah. (*)