Belum Bayar Sumbangan, Siswa SD Negeri di Waringinkurung Ini Tak Dapat Seragam

Dprd ied

SERANG – Sekolah Dasar Negeri Melati 2 Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, di awal tahun penerimaan murid baru mengadakan silaturahmi bersama orang tua/wali murid dan dipandu langsung oleh Ketua Komite Sekolah. Dalam silaturahmi tersebut, seragam olahraga dan batik menjadi salah satu pembahasan serius. Pasalnya dalam pertemuan tersebut ditetapkan kesepakatan iuran sebesar Rp 450 ribu untuk seragam olahraga dan batik.

“Hasil kesepakatan waktu silaturahmi tersebut kita sebagai wali murid dianjurkan untuk melunasi iuran sebesar Rp 450 ribu,” kata salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan faktabanten.co.id, Kamis (18/10/2018).

Padahal, pendidikan di sekolah negeri di Banten ini sudah digratiskan dan ditanggung oleh pemerintah. Artinya tidak ada pungutan apapun yang ditentukan nilai dan waktu melunasinya. Meski begitu, orang tua murid tetap diperbolehkan untuk memberikan bantuan kepada pihak sekolah yang bersifat sukarela.

“Anak saya belum bisa pakai baju seragam olahraga dan batik. Ya yang Rp 250 ribu itu untuk seragam olah raga, batik dan atribut lengkap sekolah katanya. Saya sendiri memang baru membayar untuk seragam terlebih dahulu, karena belum melunasi sebesar Rp 450 ribu akhirnya sampai saat ini seragam tidak diberikan dengan alasan belum lunas,” paparnya.

dprd tangsel

Selanjutnya faktabanten.co.id memantau langsung ke sekolah yang beralamat di Kampung Jambu Hilir, Desa Sampir, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, dan menemui pihak SD Negeri Melati 2 untuk meminta keterangan terkait pernyataan salah satu orang tua siswa yang merujuk kepada dugaan pungutan liar tersebut.

Diketahui, Bustanudin, yang sejak April 2017 menjabat sebagai Kepala SDN Melati 2 Kecamatan Waringinkurung mengaku tidak mengikuti acara silaturahmi antara para orang tua/wali murid tersebut.

“Silaturahmi dengan orang tua murid itu memang program sekolah yang diadakan setiap awal tahun pelajaran sekolah, kami kan punya keinginan untuk membangun gapura, di dalamnya dituangkan mengenai seragam sekolah dan bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi atau menyumbang dengan sukarela di persilahkan,” tutur Bustanudin.

Ia mengaku tidak pernah mewajibkan sumbangan tersebut kepada orang tua murid.

“Adapun masalah infak kalau mau bayar silahkan, nanti saya bangunkan (gapura), kalau nggak yah nggak apa-apa,” pungkasnya, Kamis (18/10/2018). (*/Mustofa)

[socialpoll id=”2521136″]

Golkat ied