Dilanda Pandemi Covid-19, Wisata Desa di Cikeusal Terbengkalai

Sankyu

SERANG – Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda di Indonesia, banyak lapisan masyarakat yang terdampak akibat dari Pandemi ini. Bahkan, tidak sedikit pula masyarakat yang kehilangan pekerjaannya.

Selain itu, kebijakan pemerintah untuk tidak berkerumun pun menjadi masalah serius bagi tempat wisata, terutama wisata desa. Salah satunya adalah wisata Pesona Ratu, yang terletak di Desa Sukaratu, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten.

Sebuah taman wisata ini terlihat tidak terurus sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Terlihat banyaknya kerusakan pada bangunan tersebut hingga alang-alang yang menyelimuti kawasan wisata yang dahulunya ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun luar daerah.

Kepala Desa Sukaratu, Iman Supriatman mengatakan semenjak pandemi Covid-19 wisata ini sepi. Akibat dari ketakutan masyarakat terhadap virus Covid-19 ini, hingga kebijakan pemerintah untuk melarang berkerumun menjadi alasannya.

“Dulu ini ramai diburu pengunjung sebagai tempat rekreasi keluarga. Tapi sejak pandemi wisata ini sepi pengunjung ya, dari ketakutan masyarakat terhadap virus Covid-19 ini, hingga dilarangnya berkerumun juga,” ujarnya, Rabu (7/4/2021).

Sekda ramadhan

Banyaknya bangunan rusak, kata Iman, itu akibat tidak adanya anggaran akibat dari sepinya pengunjung. Sehingga hal tersebut menyulitkan pihaknya untuk membenahi kembali wisata desa ini, terlebih masih di masa pandemi Covid-19.

“Akibat sepi pengunjung sih ini, kami juga tidak ada anggarannya. Meskipun di benahi kalo masih pandemi begini ya percuma tidak ada yang berkunjung juga jadi sia-sia,” katanya.

Selain itu, masyarakat setempat pun sempat menggantung pendapatan ekonomi mereka dari wisata ini. Lantaran ramai nya pengunjung setiap harinya, masyarakat pun membuka sebuah warung-warung kecil di sekitar wisata ini.

“Masyarakat juga dulu mah pada buka warung disini, cuma ya gitu karena sepi jadi warungnya juga terbengkalai,” tuturnya.

Pihaknya berharap agar memulihkan wisata desa yang sempat terkenal ini, membutuhkan bantuan maupun masukan dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Hal itu dilakukan, agar kemandirian ekonomi desa dapat kembali di kembangkan.

“Kami berharap ada bantuan dan masukan dari pemerintah daerah hingga pusat. Agar wisata desa kami, maupun masyarakat yang menggantungkan pendapatan ekonominya disini bisa dikembangkan kembali,” tukasnya. (*/Roel)

Honda