SERANG – Aliansi Masyarakat Save Gunung Gede Gunung Merdeka Bojonegara-Puloampel terus konsisten dalam upaya menolak aktifitas eksplorasi dan eksploitasi alam yang merusak lingkungan. Kali ini mereka menggelar silaturahmi dengan buka puasa bersama untuk menyatukan persepsi dan soliditas perjuangan di Jungle Park Cilegon, Senin (27/5/2019).
Dalam upayanya menolak perusakan alam oleh para pelaku penambangan di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel, Kabupaten Serang, Aliansi ini usai lebaran nanti berencana akan melakukan gerakan aksi bersama dengan masyarakat.
“Aliansi dan mahasiswa sudah melakukan pergerakan untuk masyarakat Bojonegara Puloampel menolak penambangan khususnya di kawasan Gunung Gede dan Merdeka. Pertemuan ini sebuah tindak lanjut agar eksploitasi dihentikan,” kata Rifki, Ketua Ikatan Mahasiswa Bojonegara-Puloampel (IKMBP) yang tergabung dalam Aliansi, saat ditemui usai acara.
Selain perusakan alam, penambangan di wilayah Bojonegara Puloampel ini juga diketahui telah berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat.
“Kami juga mendesak Dinas Kesehatan dan dinas terkait lainnya untuk melakukan riset atau survei kesehetan masyatakat di dua kecamatan Serang Barat ini, karena dampak debu yang luar biasa pekatnya setiap hari terhirup oleh masyarakat. Tidak hanya itu, kita juga memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian alam Gunung Gede dan Merdeka ini,” tambahnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Ketua Kaukus Lingkungan Hidup Serang Raya, Anton, yang menduga pengelolaan kebijakan pemerintahan di Banten selama ini seakan bebas diserahkan kepada koorporasi.
“Silaturahmi ini memperkuat perjuangan kami Kaukus LH Serang Raya dan temen-temen alansi dalam menolak penambangan, kami juga terus mengawal kebijakan terkait tambang di Pemerintahan Kabupaten Serang dan Provinsi Banten. Jangan sampai provinsi ini jadi koorporasi, perizinan ini menciptakan koorporasi besar-besaran, sehingga menjadikan koorporasi di dalam pemerintahan sendiri,” ungkapnya.
Banyak fakta pelanggaran di lapangan, namun pemerintah masih menutup mata.
“Izin mereka juga banyak yang mati, izin satu hektar galiannya dua hektar, tidak ada pengawas dari instansi terkait hanya tanda tangan di bawah meja. Habis lebaran kita adakan gerakan besar-besaran,” imbuh Anton.
Boni, perwakilan pemuda dari PETA dalam hal ini lebih menyoroti ketimpangan ekonomi antara pemilik tambang dan masyarakat sekitar yang berada di sekitar tambang. Selain itu, rusaknya alam juga menurutnya bisa mempengaruhi karakter pemuda di wilayah tersebut yang tidak prospektif.
“Pemuda Bojonegara Puloampel yang tergabung dalam aliansi, ini suatu ukuran bahwa keberadaan aktifitas tambang mengambil batu hasil alam tapi masyarakat setempat sampai tidak memiliki kehidupan standar khususnya dalam hal ekonomi. Jelas ini kontradiktif,” bebernya.
“Lihat saja di pasar Bojonegara dan Puloampel, hasil bumi dan laut tidak mampu memenuhi standar kebutuhan masyarakat karena laut dikuasai darat di eksploitasi. Ini juga bisa membunuh karakter budaya masyarakat khususnya dalam hal regenerasi pemuda. Pendidikan karakter mereka juga lambat laun akan terkikis,” tegas Boni.
Sekretaris Aliansi Save Gunung Gede Gunung Merdeka, Faidillah Syah, kembali menegaskan upaya yang utuh dan berkelanjutan dalam menolak dan melawan kebijakan yang merugikan masyarakat dan melanggar peraturan pemerintah ini.
“Gerakan Save Gunung Gede dan Merdeka ini untuk menyamakan persepsi, baik pola gerak, pola pikir gerakan.
Pasca lebaran kita akan bergerak secara utuh dan berkesinambungan, kita ingin ada sistematis yang lebih universal,” terangnya.
Faidillah juga menjelaskan beberapa organisasi yang tergabung dalam Aliansi Save Gunung Gede dan Gunung Merdeka ini. Pihaknya akan berupaya sekuat tenaga hingga dihentikannya aktifitas tambang yang seoalah bebas tanpa batas tersebut.
“Ada IKMBP, LMPI (Laskar Merah Putih Indonesia), Pemuda Pancasila (PP) PETA Banten dan LBH PETA, dari tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Bojonegara Puloampel. Kita melawan kebijakan-kebijakan yang melanggar aturan yang ada, kita akan kejar itu,” jelasnya.
“Target kita menghentikan aktifitas eksplorasi dan eksploitasi di Bojonegara Puloampel khususnya Gunung Gede dan Gunung Merdeka, sebagaimana yang kita sepakati dalam maklumat aliansi tercapai ada 5, dan ini ada kaitannya dengan PT Alfa Granitama, tolong hentikan, karena mereka melanggar regulasi di Pemkab dan Pemprov Banten,” tandasnya. (*/Ilung)