SERANG – Jum’at (3/5/2019), jajaran direksi dan karyawan melalui Serikat Pekerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeurep memberikan bantuan berupa satu unit perahu kepada nelayan korban tsunami Selat Sunda pada akhir 2018 lalu.
Kelompok nelayan di Kampung Jambu, Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, diketahui mengalami kerugian karena perahunya hancur diterjang tsunami Selat Sunda.
Dengan didampingi Kepala Terminal Batubara Indocement Cigading Maman Suherman, dan disalurkan melalui lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Care For Humanity dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), secara simbolis perahu bantuan diberikan kepada nelayan.
“Hari ini tindak lanjut kami ketika terjadi tsunami Selat Sunda beberapa bulan yang lalu. Kami coba respon untuk membantu, terbiasa melalui ACT, baik di Palu dan Lombok,” kata Ketua Serikat Pekerja PT Indocement Unit Citeurep, Teguh, ditemui di sela-sela acara.
Karena tahap tanggap darurat korban tsunami sudah lewat dan cukup terbantu, pihaknya memilih membantu dalam tahap rehabilitasi, yakni berupa perbaikan sarana dan pra sarana serta kondisi perekonomian di masyarakat terkena dampak bencana.
“Karena tahap tanggap darurat sudah banyak tercover. Kami dengan ACT sepakat dana bantuan tersebut untuk perbaikan perekonomian warga, dengan membeli perahu. Semoga manfaatnya akan berlanjut memulihkan penghasilan masyarakat,” ujarnya.
Kepedulian serikat pekerja tersebut mendapat apresiasi dari pihak manajemen PT Indocement dengan responnya terhadap peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia.
“Ini kali ke tiga kami dapat membantu. Ini bukan dari perusahaan langsung dari dompet karyawan, staf, non staf, direksi ikut berpartisipasi, dan alhamdulillah hari ini sudah terealisasi,” jelas Aditya.
Serikat Pekerja Indocement memilih ACT sebagai lembaga sosial yang selama ini concern menangani korban pasca bencana, agar apa yang diberikan lebih efektif dan tepat sasaran.
“Kita ingin bantuan kita tepat sasaran, apa yang diperlukan oleh korban bencana. ACT mempunyai pengalaman pemetaan dalam penyaluran dalam tahapan rehabilitasi ekonomi,” tegasnya.
Koordinator Program ACT, Jafar menjelaskan, proses penanganan korban bencana yang difokuskan oleh lembaganya dalam beberapa tahapan status. Di antaranya, fokus menurunkan relawan untuk melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan logistik untuk para korban.
Dalam hal ini, pihaknya masih eksis menangani para korban tsunami Selat Sunda di tiga titik dalam tahap recovery, saat lembaga sosial lainnya sudah kembali.
“Waktu terjadi bencana tsunami kami mendirikan posko ACT di Sumur, Labuan dan Anyer, kita akan kembali ketika kondisi warga sudah mulai pulih, dalam pemberdayaan ekonomi atau masyarakat pesisir,” ucapnya.
“Perahu menjadi program unggulan ACT untuk memulihkan para korban karena mayoritas masyarakat di Cinangka ini terdampak adalah nelayan, 20 perahu hancur, kami melakukan pendampingan berkelanjutan selama satu tahun dengan MRI. Satu perahu ini dimanfaatkan oleh dua KK, dan kami sudah lakukan pendataan dan pemetaan, mereka dulu punya perahu yang hancur kena tsunami,” imbuhnya.
Sementara itu, warga nelayan penerima bantuan, Satria, mengaku gembira dan mengucapkan banyak terima kasih kepada PT Indocement dan ACT.
“Saya sangat terbantu sekali pak, karena perahu kita hancur semua, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih, nelayan disini bisa bangkit bisa melaut lagi seperti biasanya. Semoga Indocement dan ACT bisa lebih maju lagi usahanya, karena sudah bantu usaha kita,” ucapnya.
Usai memberikan bantuan perahu secara simbolik, rombongan dari PT Indocement, ACT, diantar nelayan mencoba perahu bantuan tersebut dengan berkeliling area pangkalan nelayan. (*/Ilung)