Anak Almarhumah Yuli Merasa Tertekan Dipersalahkan oleh Warga Lingkungannya

Bawaslu Cilegon Stop Politik Uang

SERANG – Anak sulung almarhumah Yuli Nur Amelia (42) yang bernama Ika (18) diduga mendapat intimidasi dari lingkungan tempat tinggalnya di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, karena telah memviralkan nasib yang menimpa keluarganya lantaran sempat tidak makan selama 2 hari.

Kepada awak media, Ika mengatakan jika keluarganya merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah wabah virus corona sehingga sampai mengalami nasib tidak bisa makan selama 2 hari.

Bahkan Ika mengaku, selama ini keluarganya tidak pernah mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun, sebelum pemberitaan mengenai keluarganya ramai di berbagai media.

“Belum ada, jadi ada bantuan itu pas Bang Dinar (wartawan pojoksatu -red) itu ke rumah ngasih sembako, abis sholat Jumat (17/4/2020),” ucap Ika lirih.

Meski jarang berada di rumah lantaran sebelum ada wabah virus corona dirinya masih bekerja, Ika memastikan jika selama ini keluarganya tidak pernah dilakukan pendataan oleh RT/RW setempat untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Advert

“Tadi itu Ika bilang, kan Ika jarang di rumah, kan kerja. Tapi setahu Ika sih gak ada (bantuan),” ujarnya.

Saat ditanya apakah dirinya mengetahui kondisi yang sempat disebutkan almarhumah Yuli yang mengaku tidak makan selama 2 hari dan hanya meminum air galon saja, Ika sekali lagi membenarkan kondisi tersebut.

“Tahu, saya sendiri yang ngerasain,” katanya.

KPU Cilegon Coblos

Namun usai diberitakan dan mendapat perhatian publik, Ika mengaku dirinya merasa sedih lantaran merasa diintimidasi, karena dianggap salah telah memberitakan terkait nasib yang tengah menimpa keluarganya yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi virus corona.

“Saya sedih karena diberitain gara-gara gak makan dua hari. Udah gitu salah, ya emang bener gak makan dua hari,” tukasnya.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Toyalis, juga membenarkan jika pihaknya mendapat laporan bahwa anak dari almarhumah Yuli mengalami tekanan mental oleh lingkungan sekitarnya.

“Kami mendapat laporan dari Kabid kami yang melaporkan bahwa anak ini merasa tertekan, mungkin karena kemarin habis mengupload apa yang dia rekam dan viral,” kata Toyalis.

“Dan saya melihat apa yang dikatakan ibunya di medsos itu seperti itu, saya tidak tahu apakah dia merasa bersalah atau tidak, kemarin pun teman kami yang ke sana katanya anaknya pingsan gak bisa ditanya,” tambahnya.

Atas dasar itulah, dikatakan Toyalis, jika pihaknya pun memilih untuk menitipkan Ika yang merupakan anak tertua dari pasangan almarhumah Yuli dan Kholik di Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PTP2A) untuk dipulihkan kondisinya.

“Kalau dia merasa tertekan biar psikolog yang akan memberikan terapinya untuk dipulihkan hak-haknya seperti hak ketenangan, hak anak yang dibutuhkan supaya dikembalikan seperti semula pokoknya akan dipulihkan,” jelasnya.

Selain itu disampaikan Toyalis, jika untuk sementara nasib adik-adiknya Ika akan dirawat oleh kelurganya.

“Yang masih kecil sih sama bibinya, memang ada empat anak tapi itu lain-lain bapaknya atau beda ayah, tadinya mau kita ambil semua tapi karena bapak dan bibinya ikut mengurus jadi anak yang tertua saja,” ujarnya. (*/YS)

PUPR Banten Infografis
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien