SERANG– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang berbeda pandangan dengan MUI pusat yang memberikan himbauan untuk melakukan boikot produk asal Prancis atas pernyataan kontroversial Presiden Perancis Emmanuel Macron pada awal Oktober 2020 lalu.
Diketahui MUI Pusat menghimbau untuk melakan aksi boikot terhadap produk-produk asal Perancis. Selain itu, MUI pun meminta agar Presiden Perancis Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam se-Dunia.
Melalui Sekretaris MUI Kota Serang, Amas Tajuddin yang mengatakan, jika pemboikotan produk-produk asal Prancis bukan sebuah solusi. Sebab, hal itu tidak serta-merta akan membuat Perancis menjadi bangkrut.
Namun menurut Amas, justru pemboikotan produk-produk asal Prancis malah akan menjadi kebangkrutan nyata bagj jutaan karyawan muslim yang bekerja pada perusahaan Prancis. Sebab, banyak produk asal Perancis di Indoensia yang telah bersertifikat halal MUI.
“Kesalahan Presiden Prancis bukan lantas harus ditanggung oleh masyarakat yang tidak berdosa,” ucapnya, Minggu (1/11/2020).
Bahkan, dituturkan Amas, Presiden Jokowi telah mewakili bangsa Indonesia mengecam Presiden Prancis tanpa harus melakukan boikot produk. Sehingga hal itu menjadi patokan bagi pihaknya dalam menyikapi persoalan tersebut.
“MUI kota Serang mendukung langkah-langkah pemerintah menyikapi setiap persoalan keumatan melalui cara damai tanpa kehilangan substansi keberislaman yang Rahmatan Lilalamin,” ujarnya.
Untuk itu dikatakan Amas, solusi sederhana merespon pernyataan dari Presiden Perancis seharusnya menjadikan momentum untuk meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan dan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.
“Gebyarkan peringatan Maulid, perbanyak baca shalawat, dzikir, tegakan hukum, saling menolong dalam kebaikan, tidak harus terpengaruh pernyataan Presiden Prancis yang salah kaprah dan tidak beradab dalam tata gaul agama dan hubungan internasional,” tutupnya. (*/YS)
